Mahasiswa Dalam Arus Informasi Digital: Manfaat dan Tantanganya!

Oleh Sigit Yulianto
28 Januari 2025, 11:36 WIB

Dewasa ini era digital seakan semakin mendobrak segala batasan-batasan dalam penyebaran arus informasi yang tak terhindarkan dalam kehidupan sehari-hari. Arus informasi digital dapat mencakup pelbagai jenis informasi yang dapat diakses melalui sambungan internet seperti jurnal ilmiah, buku elektronik, situs web, media sosial dan lain sebagainya. Arus informasi digital berperan penting dalam mendukung pelbagai sektor di keseharian khususnya perihal pembelajarann bagi mahasiswa.  Bagi mahasiswa dimoderenisasi perkembangan arus informasi digital dapat menunjang proses pembelajaran, pengembangan diri, dan wadah dalam menuangkan gagasanya.

Banyak keuntungan yang bisa kita dapatkan dari adanya arus informasi digital ini salah satunya aksesibilitasnya. Di era distrupsi mahasiswa dengan mudahnya mengakses berbagai sumber informasi dengan sangat cepat. Dengan adanya arus informasi tersebut studi mahasiswa juga mendapat dampaknya niscaya mahasiswa dengan sangat mudah mencari pelbagai referensi yang relevan  dengan program studinya sehingga tidak harus bergantung pada sumber lawas seperti datang ke tempat perpustakaan. Dengan hanya mengandalkan bantuan gawai mahasiswa sudah bisa mendapatkan informasi yang diinginkan. Hal ini memberi mereka akses pengetahuan yang sangat terbuka lebar dan terkini serta beragam.

Selain aksesibilitas, arus informasi digital juga membuka lebar peluang untuk berbagi dan berkolaborasi. Melalui platform online, mahasiswa dapat berkontribusi dalam diskusi akademik, kelompok diskusi, dan proyek kolaboratif pengetahuan lainya yang bisa dilakukan mahasiswa dalam lingkup kampus yang sama atau berbeda. Selain itu arus informasi digital juga bisa digunakan mahasiswa sebagai wadah propaganda dalam menuangkan gagasan-gagasanya. Menariknya hal ini dapat memperluas ruang lingkup pembelajaran dan kajian mereka sehingga memungkinkan terciptanya dialog intelektual yang lebih luas.

Kendati demikian, arus informasi digital juga menghadirkan tantanganya sendiri bagi mahasiswa. Banyaknya arus informasi yang diakses serta beragamnya isi informasi tersebut terkadang menghadirkan sisi negatif bagi mahasiswa. Tantangan yang hadir ialah perihal menyaring dan melakukan verifikasi kebenaran suatu informasi. Dalam persebaran arus informasi digital mahasiswa harus memiliki ketrampilan kritis dalam menganalisa dan memilih suatu informasi yang dapat dipercaya dan memiliki validitas data yang akurat. Dalam membedakan mana berita yang dapat dipercaya dan tidak dapat dipercaya mahasiswa juga perlu mengembangkan kemampuan literasi digital sehingga dapat membedakan antara fakta dan opini.

Mengutip Paul Gilster literasi digital adalah kemampuan untuk memahami dan menggunakan informasi dalam berbagai bentuk dari berbagai sumber yang sangat luas. Sejalan dengan pernyataan tersebut tentu mahasiswa perlu mencakapkan diri persoalan literasi digital. Kecakapan mahasiswa dalam literasi digital adalah hal yang konkrit dalam menjawab tantangan arus informasi yang ada. Bawden juga merinci literasi digital berakar pada literasi komputer dan informasi. Literasi digital lebih banyak dikaitkan dengan keterampilan teknis mengakses, merangkai, memahami, dan menyebarluaskan informasi.

Douglas A.J. Belshaw dalam tesisnya What is “Digital Literacy” menjelaskan setidaknya terdapat delapan elemen penting dalam mengembangkan literasi digital ialah:

  1. Kultural, pemahaman ragam konteks pengguna dunia digital.
  2. Kognitif, daya pikir dalam menilai konten.
  3. Konstruktif, reka cipta sesuatu yang ahli dan aktual.
  4. Komunikatif, memahami kinerja jejaring dan komunikasi di dunia digital.
  5. Kepercayaan diri yang bertanggung jawab.
  6. Kreatif, melakukan hal baru dengan cara baru.
  7. Kritis dalam menyikapi konten.
  8. Bertanggung jawab secara sosial.

Terlepas dari itu semua di sini peran instansi pendidikan juga cukup vital. Pihak terkait tersebut memiliki wewenang dalam mengatur sistem pendidikan yang ada sehingga dapat menentukan kurikulum yang dapat membantu mahasiswa dalam mengembangkan ketrampilanya dalam menghadapi arus informasi digital tersebut. Peran yang dilakukan haruslah beroientasi terhadap produktifitas dan keefektifan arus informasi digital itu sendiri. Pendidikan literasi digital harus menjadi bagian yang integral dari kurikulum yang dirancang untuk pendidikan di perguruan tinggi.

Singkatnya, arus informasi digital memberikan mahasiswa potensi besar dalam hal aksesibilitas, kolaborasi, dan pengembangan diri. Namun, mereka juga perlu menghadapi tantangan yang terkait dengan verifikasi informasi dan konsentrasi. Banyaknya informasi yang ada tentu memiliki beragam kepentingan tersendiri di mana informasi terkadang tidak lagi berpijak terhadap validitas dan integritas informasi. Dengan pemahaman yang baik tentang literasi digital dan pengelolaan waktu yang efektif, mahasiswa dapat memanfaatkan potensi arus informasi digital sebaik mungkin dan menjadi pembelajar yang sukses dalam era digital ini.

Sehingga pada kesimpulanya arus informasi digital dapat memberikan keleluasaan dan beragam pilihan sumber informasi yang akhirnya mahasiswa terwadahi dari segi aksesibilitas, kolaborasi, dan pengembangan potensi diri. Di sisi lain dampak negatif dari adanya arus informasi digital tersebut perlu direspon dengan bijak. Dengan pemahaman yang baik mengenai literasi digital dan manajemen waktu yang efektif, mahasiswa dapat mengambil manfaat yang lebih dari adanya arus informasi digital sekarang.

Artikel Terkait