Dilansir dari situs resmi Sekretariat Kabinet, Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) menetapkan tanggal 24 Juli sebagai Hari Kebaya Nasional. Peringatan ini tertuang dalam Keputusan Presiden Republik Indonesia (Keppres) Nomor 19 Tahun 2023 tentang Hari Kebaya Nasional.
Keputusan Presiden soal Hari Kebaya Nasional mulai berlaku pada tanggal ditetapkan pada 4 Agustus 2023. Namun, meskipun Hari Kebaya Nasional masuk dalam hari penting nasional, bukan merupakan hari libur.
Berdasarkan Keppres tersebut, ada sejumlah hal yang mendasari mengapa 24 Juli ditetapkan sebagai Hari Kebaya Nasional.
Selain kebaya sebagai aset budaya, ada pula nilai sejarah ketika Presiden ke-1 RI Sukarno menghadiri Kongres Wanita Indonesia X, di mana semua peserta yang hadir memakai kain kebaya.
Kebaya merupakan pakaian bagian atas yang memiliki karakteristik terbuka di bagian depan dan dibuat secara tradisional.
Menurut sejarah, kemunculan kebaya di Indonesia bermula pada sekitar abad ke-15 atau ke-16. Sebutan “Kebaya” merupakan kata yang berasal dari “Abaya” yang artinya jubah atau pakaian.
Pakaian identik yang dipakai perempuan Indonesia ini melambangkan kesederhanaan, keanggunan, kelembutan dan keteguhan perempuan Indonesia.
Setiap unsur yang ada dalam sehelai kain kebaya melambangkan makna dan persona seorang perempuan Indonesia. Sebut saja, modelnya yang sederhana dan dipakai dengan paduan bawahan jarik/kain panjang. Hal ini melambangkan sifat dan tampilan perempuan yang lemah gemulai.
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) dalam situs resminya menyebut kebaya adalah jati diri perempuan Indonesia melalui pakaian. Setiap unsur yang ada dalam sehelai kain kebaya tidak hanya memancarkan pesona perempuan yang memakainya, namun juga berbagai makna mendalam yang ada di baliknya.
Kemudian, lilitan kain yang ketat, membuat perempuan bergerak dengan lembut dan kehalusan. Artinya, perempuan haruslah lembut dalam tutur kata, halus dalam bertindak.
Potongan kebaya yang mengikuti bentuk tubuh/melekat juga memiliki makna, perempuan harus bisa selalu menyesuaikan diri dengan keadaan dan mandiri. Serta stagen atau ikat pinggang kebaya, menyimbolkan usus yang panjang, dalam filosofi Jawa, bermakna punya kesabaran yang tinggi.
Kebaya memiliki sejarah panjang dalam perjuangan perempuan Indonesia. Dulu, kebaya para pejuang perempuan selama masa pra dan pasca kemerdekaan mengenakan kebaya. Kini, kebaya masih tetap eksis dan diperingati setiap tahun.
Kebaya memiliki makna tersendiri untuk pemakainya. Dalam perjuangan perempuan Indonesia, kebaya dikenakan para pejuang perempuan selama masa pra dan pasca kemerdekaan. Kebaya pun masih eksis sampai hari ini dengan dipakai dalam kegiatan upacara adat, momen kelulusan, dan pernikahan.
Sementara bagi perempuan perajin kebaya, pakaian ini menjadi penyambung rezeki. Kebaya tidak hanya menjadi jalan bagi para perempuan untuk bisa berdaya secara ekonomi, namun turut menggerakkan roda perekonomian bangsa.
Oleh karena itu, kebaya harus dilestarikan sebagai bagian dari identitas perempuan Indonesia. Jangan sampai kebaya hanya identik dengan perayaan hari-hari tertentu atau kegiatan sakral yang formal dalam organisasi atau instansi tertentu.
