80,9 Persen Masyarakat Puas 100 Hari Prabowo-Gibran, survei Litbang Kompas

Oleh rambak.co
20 Januari 2025, 11:53 WIB

Berdasarkan hasil survei opini publik yang dilakukan Litbang Kompas, 4-10 Januari 2025, mayoritas masyarakat mengungkapkan apresiasi mereka terhadap kinerja pemerintahan saat ini. Tidak kurang dari 80,9 persen responden yang tersebar di 38 provinsi negeri ini menyatakan rasa puas terhadap kinerja pemerintah. Sebaliknya, hanya sebesar 19,1 persen yang menyatakan tidak puas, Kompas.id (20/1/2025).

Tingginya derajat kepuasan publik yang terekspresikan dalam 100 hari jalannya usia Kabinet Merah Putih ini terbilang istimewa. Pasalnya, sepanjang sejarah penyelenggaraan survei opini publik, yang secara khusus dilakukan untuk memotret penilaian publik terhadap kinerja pemerintahan, baru pada kesempatan kali ini mencatatkan apresiasi publik setinggi ini.

Sebagai pembanding, survei 100 hari pemerintahan Presiden Joko Widodo yang diselenggarakan pada Januari 2015, misalnya, mencatatkan derajat kepuasan publik sebesar 65,1 persen. Sebaliknya, sebanyak 34,9 persen publik merasa tidak puas. Begitu pula penilaian kepuasan periode selanjutnya, bahkan hingga periode kedua kepemimpinan Presiden Joko Widodo. Apa yang ditorehkan kabinet pemerintahan saat ini mendulang apresiasi yang lebih besar.

Dalam survei juga ditampilkan citra kepemimpinan Prabowo dan Gibran. Berikut rinciannya:

Citra kepemimpinan Presiden Prabowo

– Sangat baik 15,7%

– Baik 78,4%

– Buruk 3,7%

– Sangat buruk 0,5%

– Tidak tahu 1,7%

Citra kepemimpinan Wapres Gibran

– Sangat baik 9,3%

– Baik 70,6%

– Buruk 14,2%

– Sangat buruk 2,3%

– Tidak tahu 3,6%

Alasan rasa puas

Jika ditelusuri, ada beragam alasan mendasari rasa puas yang terekspresikan publik. Dalam benak mereka, antara lain, terkait dengan pola kepemimpinan dan hasil kerja yang dijalankan pemerintah dalam 100 hari kabinet berjalan.

Dari sisi pola kepemimpinan, misalnya, penilaian bahwa  kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto bersama wakilnya, Gibran Rakabuming Raka, yang cenderung berorientasi pada rakyat dinyatakan oleh bagian terbesar responden. Terlebih, pola kepemimpinan yang merakyat ini dinilai publik menjadi makin berdaya guna dengan paduan karakter ketegasan sikap yang ditunjukkan Presiden Prabowo.

Pola kepemimpinan yang dijalankan Prabowo-Gibran menopang capaian terhadap program kerja Kabinet Merah Putih yang dibentuknya. Dalam mewujudkan tuntutan masyarakat, pemerintahan Prabowo-Gibran telah menyiapkan 17 program prioritas yang harus dituntaskan. Selain itu, terdapat pula delapan program hasil terbaik cepat (quick win) yang digagas.

Program kerja Prabowo-Gibran

Publik yang merasa puas beralasan setiap program yang telah dicanangkan itu mulai dijalankan. Terbaru, realisasi program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang mulai diwujudkan sejak 6 Januari 2025. Sebelumnya, pembatalan kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) 12 persen menjadi pembatasan pengenaan pajak hanya untuk barang premium dilakukan.

Begitu pula, sejak November 2024, berbagai program merakyat sudah dilakukan. Upaya pemerintah melanjutkan program bantuan sosial (bansos) pada kelompok lapisan bawah masyarakat dan adanya kebijakan penghapusan piutang macet perbankan pada usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dalam pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan, kelautan, serta UMKM lainnya.

Bahkan, Februari 2025 mendatang, para guru dan aparatur sipil negara dipastikan menikmati kenaikan gaji ataupun tunjangan. Masyarakat pun akan menerima pemeriksaan kesehatan gratis yang dilakukan saat berulang tahun.

Tingginya derajat kepuasan dan beragam alasan yang diungkapkan publik terhadap kinerja pemerintahan sekaligus mengecilkan jarak perbedaan antara ekspektasi atau harapan publik yang tersampaikan dan realisasi dari kinerja yang dijalankan pemerintah sepanjang 100 hari usia kerja pemerintahan.

Berdasarkan hasil survei, saat ini sebanyak 89,4 persen publik berekspektasi dan sekaligus meyakini pemerintahan dalam kendali kepemimpinan Presiden Prabowo mampu mewujudkan beragam program kerja yang sudah dicanangkan. Kecilnya jarak perbedaan yang terbangun di antara harapan publik dan kepuasan terhadap realitas kenyataan yang dihadapi mengindikasikan kepercayaan publik yang besar terhadap pemerintahan saat ini.

Tidak heran pula, dengan capaian kepuasan dan keyakinan publik yang terbangun saat ini, citra positif kepemimpinan Prabowo-Gibran dalam benak publik menjadi semakin tinggi. Pada survei kali ini, tak kurang dari 94,1 persen publik menganggap ”sangat baik” ataupun ”baik” citra Presiden Prabowo.

Dibandingkan dengan survei sejenis yang dilakukan pada periode sebelumnya, September 2024, Presiden Prabowo mendapatkan lonjakan hingga 10 persen. Kondisi yang relatif sama juga terjadi pada Wapres Gibran, yang mendapatkan surplus peningkatan positif dari sebelumnya 71,1 persen menjadi 79,9 persen yang menilai ”sangat baik” dan ”baik” citranya.

Apabila dielaborasi lebih jauh, besarnya derajat kepuasan publik, kepercayaan, ataupun citra yang terbangun pada pemerintah saat ini tidak terlepas pula dari karakteristik pola dukungan dan strategi kebijakan politik yang dibangun pemerintahan Prabowo-Gibran.

Loyalnya pemilih

Dari sisi pola dukungan, misalnya, masih terbilang loyalnya para pemilih pasangan Prabowo-Gibran dalam Pemilu Presiden 2024 menjadi salah satu modal penopang tingginya apresiasi publik. Dengan mengacu pada hasil survei, tidak kurang dari 87,9 persen responden yang mengaku menjadi pemilih pasangan Prabowo-Gibran dalam Pemilu Presiden 2024 menyatakan puas  terhadap kinerja presiden pilihannya. Hanya tersisa 12,1 persen yang mengungkapkan ketidakpuasan.

Menariknya, di sisi lain, kehadiran pemerintahan Prabowo-Gibran sepanjang 100 hari usia pemerintahannya justru cenderung mereduksi resistensi kelompok publik yang berseberangan langkah pilihan politik. Hasil survei menunjukkan, hampir tiga perempat bagian responden yang tidak memilih Prabowo-Gibran dalam pemilu lalu justru turut menyatakan rasa puas dan keyakinan mereka terhadap kinerja pemerintahan saat ini.

Resistensi politik rendah

Pemandangan yang sama tergambarkan dalam pilihan partai politik para pemilih. Dalam survei ini, kepuasan dan keyakinan publik yang tinggi tidak hanya diutarakan oleh responden pemilih Partai Gerindra, Partai Golkar, PAN, Partai Demokrat, dan beberapa partai politik lain yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Maju dalam pencalonan Prabowo-Gibran. Hampir semua pemilih partai politik lainnya, termasuk PDI-P, turut menyatakan rasa puas terhadap kinerja pemerintah.

Kondisi semacam ini terbilang berbeda dengan penilaian kinerja kepemimpinan presiden sebelumnya. Di era pemerintahan Presiden Joko Widodo, penilaian publik terhadap kinerja kabinet relatif masih terbilang bias pada sosok pasangan presiden dan wakil presiden pilihan responden pemilih. Apresiasi publik yang tinggi lebih banyak dinyatakan oleh para pemilih Presiden Joko Widodo ataupun partai-partai politik yang menjadi bagian dari pendukung pemerintahan ketimbang yang berseberangan pilihan politik.

Terbilang rendahnya resistensi politik yang terbangun pada pemerintahan kali ini selaras dengan strategi kebijakan politik Prabowo-Gibran. Sampai sejauh ini, upaya menempatkan posisi pemerintahan Prabowo-Gibran sebagai kelanjutan kerja pemerintahan sebelumnya, sementara di sisi lain juga membuka ruang kerja sama dengan kekuatan politik yang sebelumnya berseberangan langkah terbilang efektif. Terbukti, sepanjang 100 hari jalannya pemerintahan, apresiasi dari beragam latar politik terbangun.

Akan tetapi, apresiasi publik yang tinggi dalam survei kali ini tidak semuanya merata diekspresikan. Pada pemilahan kelompok masyarakat berdasarkan lapisan sosial ekonomi, masih terbilang kurang merata dirasakan, yang sekaligus mencirikan kecenderungan arah kebijakan populis pemerintah.

Becermin pada hasil survei, kecenderungan makin rendah status sosial dan ekonomi responden, maka makin tinggi kepuasan yang diekspresikan signifikan tergambarkan. Tidak kurang dari 84,7 persen responden berstatus ekonomi bawah menyatakan puas terhadap kinerja pemerintah. Sebaliknya, derajat kepuasan yang relatif lebih rendah dinyatakan oleh sekitar 67,9 persen responden berstatus sosial ekonomi atas ataupun sekitar 70 persen kalangan berpendidikan tinggi.

Artikel Terkait