Rambak.co, Surakarta – Aksi unjuk rasa mahasiswa di depan gedung DPRD Surakarta kembali berlanjut. Kali ini, ratusan mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Solo Raya, yang terdiri dari mahasiswa UIN Raden Mas Said, UNS, dan UMS, menggelar demo damai pada Senin (1/9/2025).
Aksi dimulai pukul 15.00 WIB, saat para mahasiswa berjalan kaki dari Edupark UMS menuju gedung DPRD Surakarta. Sepanjang perjalanan, mereka menyanyikan yel-yel dan membentangkan spanduk berisi kritik tajam terhadap pemerintah dan, khususnya, Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).
Tiba di depan gedung DPRD sekitar pukul 15.30 WIB, orasi-orasi kritis pun mencuat. Para mahasiswa mengecam gaya hidup elit politik yang bergelimang harta dan menyoroti kesenjangan sosial yang masih dirasakan oleh masyarakat. Mereka membentangkan spanduk-spanduk berisi tuntutan yang melingkar, sementara perwakilan mahasiswa menyampaikan orasinya secara bergantian.
Pada pukul 16.40 WIB, perwakilan DPRD Surakarta menemui massa aksi. Ketua DPRD Surakarta, Budi Prasetyo, didampingi beberapa ketua komisi, mengucapkan terima kasih atas kritik dan saran yang disampaikan mahasiswa. Sebagai simbol penerimaan, sebuah berkas berisi ide dan gagasan dari mahasiswa diberikan kepada perwakilan dewan.
“Kami telah menerima gagasan mahasiswa. Nantinya akan berlangsung diskusi kembali dengan mahasiswa,” ujar Budi Prasetyo.
Selanjutnya, draf yang telah ia terima akan dilanjutkan kembali ke pemerintah pusat. Draf yang terdiri dari beberapa gagasan itu, nantinya akan menjadi aspirasi dari mahasiswa Solo dalam mengamati realitas hari ini.
“Gagasan dari kawan-kawan mahasiswa ini, akan kami lanjutkan ke pusat, sebagai bentuk aspirasi dari wilayah Solo.” Ujar Budi.
Selain perwakilan dewan, Kapolresta Surakarta, Kombes Pol Catur Cahyono Wibowo, juga hadir untuk menemui mahasiswa. Meskipun sempat disela dengan cemooh mengenai kasus Affan Kurniawan, aksi unjuk rasa kali ini berlangsung tertib tanpa ada kericuhan. Hal ini menunjukkan bahwa mahasiswa dapat menyampaikan aspirasi mereka dengan damai dan terukur.
Setelah menyerahkan draf yang berisi gagasan itu, beberapa mahasiswa berdiri melingkar sembari menyalakan api dari kardus air mineral. Mereka menyampaikan orasi dan menyanyikan yel-yel pada galibnya. Aksi berlangsung damai, tak ada setitikpun gesekan yang membikin ricuh.

