Awal Mula Terbentuknya Subkultur Punk

Oleh rambak.co
25 Juli 2024, 15:30 WIB

Definisi Punk Punk adalah bentuk ideologi yang kaya akan makna dan sejarah, dimana perkembangan punk hingga dikenal hingga saat ini diseluruh negara tidaklah sebentar. Punk itu sendiri dibentuk untuk melawan sistem kapitalisme, sehingga seringkali punk digambarkan sebagai bentuk budaya yang menyimpang dari budaya dominan. Sebagai suatu bentuk idealisme, punk membawa prinsip-prinsip seperti, kemandirian dan anti kemapananan, , DIY (Do it Yourself), yaitu prinsip yang berlandaskan kemandirian dan tidak bergantung pada orang lain untuk melakukan perubahan.

Craig O’Hara  menyebut tiga definisi punk dalam buku Philosophy of punk yaitu punk sebagai tren remaja dalam fashion dan musik; punk sebagai keberanian memberontak dan melakukan perubahan; dan punk sebagai perlawanan yang “hebat” karena menciptakan musik, gaya hidup, komunitas, dan kebudayaan sendiri. O’Hara berpendapat bahwa definisi yang ketiga lebih tepat untuk mendefinisikan punk, tercermin dalam lirik yang menunjukkan perlawanan.

Fashion punk mencoba menyindir masyarakat awam dengan sikap anti-kemapanan yang di tunjukkan dengan cara berpakaian, gaya rambut, asesori yang dikenakan, hingga memodifikasi tubuh.

Fashion merupakan sesuatu yang dipakai atau dikenakan dalam mengekpresikan /mengaktualisasikan diri yang membentuk citra, harga diri, serta identitas individu atau suatu kelompok baik secara langsung maupun tidak (John Martono dan Arsita Pinandita, 2009:60). Selain terdapat prinsip dalam ideologi punk, punk juga memiliki gaya hidup yang menjadikan punk sangat eksentrik. Punk sangat identik dengan jalanan, musik, jeans robek-robek, rambut jambul, jaket jeans dan lain-lain, menjadikan punk ini sangat mencolok dibandingkan dengan komunitas lainya.

Namun, dibalik itu semua fashion punk memiliki sejarah dan perkembangan yang panjang dan dalam. Tidak ada kejelasan sejarah yang pasti mengenai lahirnya punk, namun punk dipercaya lahir di Inggris, yang diprakarsai oleh beberapa anak muda yang membentuk suatu gerakan yang berawal dari adanya kriminalitas dan tingkat pengangguran yang tinggi. Karena pada tahun 1970an Inggris sedang mengalami krisis ekonomi sehingga muncul tatanan kapitalisme. Kemudian, lahirlah ideologi Punk, yang terlahir dari adanya bentuk ketidakpuasaan masyarakat kelas bawah pada sistem dan peraturan pada saat itu, serta sebagai bentuk perlawanan akan sistem yang telah menindas mereka.

Selain fashion yang dikenakan, musik juga erat kaitanya dengan perkembangan punk sampai saat ini, dimana, punk juga dapat diartikan sebagai jenis atau genre musik yang muncul di awal tahun 1970an. Para ahli juga  menyebutkan bahwa, punk secara bahasa lahir dari bahasa inggris, “Public United Nothing Kingdom” yang disingkat menjadi PUNK, atau dalam bahasa Indonesia adalah suatu Komunitas/kesatuan di luar kerajaan/pemerintahan (Setyanto, 2015: 51-58).

Punk tersebar hampir di seluruh dunia, mulai dari benua eropa, amerika hingga dengan benua asia. Tetapi, hasil bentukan budaya-budaya punk yang menyebar tersebut berbeda satu dengan lainya, bentuk budaya punk di jepang contohnya. Budaya punk di Jepang, berbaur dengan kearifan lokal di negara tersebut, yakni Harajuku. Hal itu menunjukan bahwa proses pencampuran budaya global dengan lokal bisa dikatakan berhasil ketika kedua unsur saling menyau tanpa ada yang mendominasi satu dengan lainya.

Belum bisa diketahui secara pasti kapan budaya punk mulai memasuki Indonesia, namun, secara umum budaya punk baru tercium namanya di tahun 1990an, dan bertumbuh pesat di kota-kota besar di Indonesia, seperti kota Jakarta, Yogyakarta, Bali, Bandung, dan Malang. Pada akhir tahun 1980an merupakan periode pertama atau pra-punk di Indonesia. Generasi awal musik punk yang berasal dari komunitas metal dan trash metal mulai terbentuk pada periode ini.

Kemudian, generasi yang melopori punk ini membentuk komunitas punk yang menyebarkan paham punk melalui fashion dan musik. Kemunculan band-band punk lokal seperti The Stupid dan Anti Septic tidak lama setelah terbentuk nya berbagai komunitas punk di kota-kota besar seperti Kota Jakarta. (Fakhran, 2012: 58). Orde baru yang berkuasa pada saat itu juga menjadi alasan anak-anak punk ikut turun ke jalan, dimana menurutnya sikap penguasa pada saat itu yang bersifat otoriter membuat punk ikut menentang karena asas anti diskriminasi yang juga disuarakan oleh punk. Disebutnya, salah satu band punk terkemuka di Indonesia, Marjinal, dulu juga seringkali mengikuti berbagai demonstrasi untuk menuntut rezim orde baru.

Pada era awal munculnya punk di Indonesia ini, gerakan punk menyebar melalui komunitas-komunitas kecil, namun belum menunjukan gaya hidup punk secara terbuka. Kemudian, mereka baru mulai belajar dan meniru fashion serta idelogi dari punk dan akhirnya menutuskan idelogi punk sebagai gaya hidup mereka. Melihat sejarahnya, perkembangan punk di Indonesia telah timbul menjadi suatu subkultur tersendiri. Timbulnya punk sebagai tren juga membantu punk menjadi semakin populer. Contoh, tren fashion punk yang tidak jarang dipakai oleh masyarakat umum.

Sebagai suatu subkultur, punk memiliki nilai-nilai yang bertentangan dengan budaya dominan. Karena punk sendiri adalah bentuk counter culture dari budaya dominan. Karena hal ini, timbul anggapan-anggapan yang menyimpang dari masyarakat umum mengenai punk. Komunitas Punk di Indonesia terkadang dilabeli sebagai preman, anak jalanan, kekacauan dan pembuat onar. Tidak bisa dipungkiri banyak dari oknum-oknum di dalam komunitas punk yang mengartikan kata anarkis dalam bentuk negatif, seringkali menganggu masyarakat di ruang-ruang publik.

Banyak dari para anak yang mengaku “punk” ini bertindak negatif di dalam kehidupan masyarakat, yang seringkali terjadi adalah mereka tak jarang meminta uang dengan memaksa seperti jalan raya dan pasar. Fashion Punk Berdasarkan dengan apa yang ditemukan oleh peneliti, terlihat beberapa anak-anak punk di Kota Semarang tetap menojolkan fashion sebagai salah satu identitas dirinya, baik yang tinggal di jalan maupun yang tidak.

Namun, tidak semua anak punk ini selalu mengenakan atribut punk setiap saat, salah satu informan peneliti mengatakan bahwa fashion punk itu biasanya dikenakan pada saat seseorang baru remaja atau baru mengenal punk, dimana ia mengatakan, umumnya ketika sudah semakin dewasa dan mengenal punk, ada beberapa orang yang tidak terlalu menonjolkan punk dari segi fashion saja. Tetapi ada pula yang tetap mengenakan fashion punk ini hingga dewasa.

Pada kasus punk, fashion yang mereka kenakan banyak memiliki makna-makna akan bentuk ekspresi diri, masalah politik, ekonomi hingga dengan masalah sosial, dimana punk itu sendiri lahir sebagai perwujudan dari masyarakat kelas sosial menengah kebawah. Adanya bentuk diskriminasi yang mereka terima karena adanya sistem aristokrasi di Inggris pada saat itu. Gaya berbusana rambut Mohawk, celana ketat, dan sepatu boots ikut merefleksikan idelogi punk dalam melawan kemapanan. Punk beserta fashion didalamnya tidak bisa dipisahkan, selain musik, fashion juga turut mempunyai peran tersendiri terhadap sejarah punk, karena setiap dandanan punk yang kita lihat sebenarnya memiliki makna masing-masing.

(Baca juga; Hewan yang Disalahkan: Mengapa Kita Mudah Mengumpat dengan Membawa Nama-nama Hewan?)

Komunikasi melalui fashion adalah salah satu cara merepresentasikan pesan dalam berbagai bentuk. Pada konteks penelitian ini adalah melalui medium fashion, didalam fashion ada sebuah nilai yang ingin disampaikan kepada khalayak dengan berbagai tujuan. Dapat untuk menunjukan identitas diri, kritik, hingga penunjang bonafeditas. Pada kasus punk, fashion dipakai untuk medium memberikan pesan-pesan perlawanan. Menurut salah satu personel band indie punk metal Cryptical Death, Fathun Karib. Menurutnya fashion punk itu adalah sampah, dimana punk merubah sesuatu yang tidak bernilai menjadi sebuah style. Dilansir dari tempo.co September 2020 Fashion pada punk mengandung makna-makna seperti:

  1. Rambut Mohawk: Mengandung makna sebagai anti penindasan serta kebebasan. Mohawk terispirasi dari film Drums Along The Mohawk pada tahun 1963 dan perlawanan kaum indian.
  2. Celana skinny/celana ketat: Memiliki arti kehimpitan hidup, kemerdekaan, kebebasan gerak dan berekspresi.
  3. Sepatu Boots: Mempunyai makna bahwa komunitas punk siap akan segala rintangan yang menerjang dan anti dengan penindasan.
  4. Rantai dan Gembok: Simbol kesatuan yang mempunyai makna akan solidaritas antar komunitas punk untuk melawan segala bentuk diskriminasi.
  5. Tattoo: Sebagai simbol kekuatan.
  6. Eye Shadow: Memiliki simbol bahwa punk memandang masa depan dengan suram.
  7. Kaos: Memberikan pesan, informasi dan seruan mengenai suatu permasalahan yang harus dibela. Terlihat dari tulisan-tulisan yang tertempel di kaos yang berisi kalimat-kalimat yang provokatif serta informatif dan seringkali dikenakan pada saat demonstrasi atau aksi turun ke jalan.
  8. Emblem/patch: untuk menyindir dan mengolok-olok pangkat militer atau pejabat.

Artikel Terkait