Rambak.co-Surakarta. Girl Up merupakan salah satu komunitas di bawah naungan Yayasan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNF) pada tahun 2010 yang berperan dalam mengadvokasi kesetaraan gender di seluruh dunia. Girl Up melalui gerakanya berperan aktif menyuarakan isu kekerasan seksual yang dapat berkolaborasi bersama komunitas, lembaga dan lain sebagainya. Salah satunya berkolaborasi bersama komunitas Girl Up UNS.
Sebelumnya Girl Up UNS telah melakukan gerakan dengan turun ke kampus menggalang dukungan dari mahasiswa yaitu Kampanye 16 Hari Anti Kekerasan Terhadap Perempuan (16HAKTP). Kemudian dilanjutkan dengan mengadakan acara talkshow. Perhelatan itu mengangkat tema ”Dari Layar ke Aksi: Mengurai Fenomena #NoViralNoJustice” dalam rangka perayaan International Women’s Day 2025.
Acara yang digelar pada Sabtu, (22/2) di Aula Gedung 5 FEB UNS itu menghadirkan pembicara dari SPEK-HAM Solo Fitri Hariyani. Dalam diskusi Girl Up UNS bersama Fitri Haryani menyororti adanya fenomena #NoViralNojustice memberikan pengaruh yang signifikan dalam khasus kekerasan seksual. Fenomena tersebut dapat menghadirkan sisi positif hingga negatif terutama bagi korban.

No Viral No Justice
“Adanya fenomena #NoViralNoJustice dapat memberikan dampak negatif maupun positif untuk isu kekerasan seksual terutama bagi korban. Terkadang narasi yang liar di media sosial justru dapat memberikan efek yang kurang baik bagi korban itu sendiri”, ujarnya saat talkshow.
Fitri juga menjelaskan pentingnya literasi digital bagi masyarakat. Ia juga menghimbau perlunya kode etik bagi siapapun yang ingin mempublikasikan terkait isu kekerasan seksual terutama yang menyangkut korban. Prinsip cross check dan riset sangat ditekankan. Hal itu diperuntukan dalam pengawalan khasus kekerasan seksual. Tak hanya itu termasuk selalu membangun perspektif keadilan di dalamnya.
Baca Juga: Mahasiswa Dalam Arus Informasi Digital: Manfaat dan Tantanganya!
“Ada kode etik yang harus dijaga untuk melakukan penyebaran informasi atau memviralkan terkait kekerasan seksual. Jadi siapa saja nanti yang ingin mengangkat isu kekerasan seksual senantiasa memberikan perspektif yang berkeadilan di dalamnya terutama sangat menjaga kerahasiaan korban” jelasnya.
Sementara itu saat diwawancarai Rambak.co Intan Sugiarto selaku presiden Girl Up UNS memberikan maksud dan tujuan diadakanya acara ini. Adalah sebagai gerakan berkelanjutan untuk memperingati International Women’s Day. Peringatan itu bakal diperingati pada (8/3) nanti. Sedangkan Girl Up adalah organisasi independen yang tidak terafiliasi oleh siapa saja.
“Jadi sebelum acara ini dilakukan sebelumnya juga sudah ada seperti 16 HAKTP kemudian nanti akan digabungin dengan acara IWD di (8/3) nanti. Girl Up sendiri organisasi independen yang tidak terafiliasi sama kampus, sama pemerintah”, tegasnya saat memberikan penjelasan.

Dari kampus UNS juga memberikan dukungan penuh atas terselenggaranya acara ini. Acara dimeriahkan oleh beberapa penampilan seperti band, dance, solo vocal dan juga monolog dari panitia maupun relawan yang ada. Kekerasan seksual memang menjadi salah satu isu panas di tengah masyarakat. Oleh karena itu adanya acara tersebut memberikan wawasan serta gerakan berkelanjutan untuk menyuarakan keadilan bagi perempuan yang masih saja selalu menjadi korban.