Dalam upaya memperkuat langkah preventif terhadap penyebaran paham intoleransi, radikalisme, ekstremisme, dan terorisme (IRET), Tim Cegah Satgaswil Densus 88 Jawa Tengah Wilayah Soloraya bertandang audiensi dengan Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Solo, pada Selasa (16/9/2025) siang (dikutip dari esposin 16/9/2025)
Pertemuan langsung dihadiri oleh Ketua Tim (Katim) Cegah Satgaswil Densus 88 Jawa Tengah Wilayah Soloraya, AKP (Purn) Jaka Parjana dan diterima oleh Kepala Kemenag Solo, Ulin Nur. Dalam kesempatan itu, AKP (Purn) Jaka menyampaikan perkembangan terbaru terkait kondisi keamanan nasional serta program-program pencegahan yang kini tengah diintensifkan di wilayah Soloraya.
“Alhamdulillah, sudah lebih dari tiga tahun terakhir Indonesia mengalami zero atack atau nihil kejadian teror,” kata Katim Cegah, dilansir dari keterangan tertulis yang diterima Espos, Selasa (16/9/2025).
Namun, lanjut dia, situasi aman tersebut bukan alasan untuk lengah. Densus 88 tetap perlu memperkuat pendekatan preventif sebagai upaya membendung sejak dini potensi tumbuhnya paham IRET yang berpotensi membahayakan persatuan dan kesatuan Indonesia secara umum dan Solo secara khusus. Karena itu, pihaknya mengajak kolaborasi dengan Kemenag Solo agar program-program preventif berjalan dengan lebih optimal lagi.
Adapun program tersebut, lanjut AKP (Purn) Jaka, pihaknya menggelar kunjungan rutin ke 48 pondok pesantren di wilayah Soloraya guna pembinaan berkelanjutan dan sosialisasi terkait bahaya IRET. “Penyuluhan remaja, guru, ASN, serta masyarakat secara luas juga dilakukan agar masyarakat memiliki daya tangkal terhadap pengaruh negatif IRET,” tambahnya.
Tim Cegah, kata dia, juga akan terus berkoordinasi dengan berbagai pihak keamanan dari tingkatan provinsi hingga kelurahan. “Dan tentunya, untuk bagian deradikalisasi dilakukan pendampingan terhadap eks narapidana teroris dan keluarganya. Penting untuk kita semua memahami dan melakukan pencegahan sejak dini, bukan reaksi setelah kejadian,” tutupnya.
Menanggapi hal tersebut, Kepala Kemenag Solo, KH. Ulin Nur, menyampaikan bahwa pihaknya akan menyambut baik sinergi yang dibangun antara Densus 88 dan institusinya. Ia juga menyampaikan moderasi beragama di Solo saat ini semakin diperkuat dengan berbagai program, termasuk di dalamnya penempatan fungsi kerukunan di setiap RT yang ada di Solo.

“Kami ingin membangun suasana cinta antar sesama manusia melalui sistem yang menyentuh kehidupan warga sehari-hari,” kata KH. Ulin.
Selain itu, lanjut dia, ada pula Collaborator Tolerant Center (CTC), yang mana warga dengan berbagai agama bisa berkonsultasi kepada penyuluh agama yang tersebar di berbagai titik di Solo. “Ke depannya kami juga akan meresmikan Program Rumah Ibadah Berseri, yang menjadi pusat harmoni sosial,” tambahnya.
Kepala Kemenag Solo berharap, perluasan kerja sama dengan Densus 88 bisa menjadi penggerak utama dalam pencegahan penyebaran paham IRET di Solo. “Insyaallah, dengan ini kita bersama membentuk Solo yang aman dan damai,” pungkasnya.

