Pada Sabtu (11/01/2025) Pimpinan Anak Cabang (PAC) Pagar Nusa Kecamatan Wonosari Kabupaten Klaten genap berusia sepuluh tahun. Dalam ke sepuluh tahun usia tersebut Pagar Nusa Wonosari kompak menggelar pengajian akbar dan sholawat yang bertempat di Bakalan Desa Boto, Wonosari, Klaten.
Selain memperingati harlah ke sepuluh tahun tersebut acara dilakukan sekalian dalam menyambut anggota baru Pagar Nusa yang telah selesai melakukan serangkaian pendidikan internal di Pagar Nusa yang kurang lebih dilakukan selama satu periode atau sekitar satu tahun.

Mafhum dikalangan dunia pencak silat ‘persilatan’ di bumi nusantara ini dalam menyambut anggota baru sering dilakukan dengan berbagai kegiatan positif hingga negatif. Tak jarang dijumpai kegiatan negatif seperti konvoi motor arogan di jalanan sering dilakukan dikalangan serdadu para pesilat tersebut.
Dalam komitmen gerakan, para jajaran pengurus hingga anggota PAC Pagar Nusa Wonosari sepakat setiap menyambut anggota baru harus dilakukan dengan hal yang positif. Alasan tersebut masuk akal setelah Habib ketua panitia acara menegaskan kenapa acara ini dilakukan.
“Acara ini dilakukan supaya terdapat kesan yang mendalam bagi anggota baru serta menjadi bermanfaat untuk masyarakat sekitar karena pengajian ini bersifat umum dan juga menghilangkan stigma buruk dimasyarakat bahwa dunia persilatan saat ini tidak melulu soal tawuran dan kekerasan”. Jelas habib saat di kutip sedang melakukan breefing panitia.

Acara tersebut dihadiri oleh lurah dan perangkat desa setempat, pengurus dan banom MWC NU Wonosari, Polsek dan Koramil hingga ketua Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) Kecamatan Wonosari.
Pengajian akbar dan sholawat Pagar Nusa Wonosari kali ini menghadirkan Al Habib Muhammad Rifqi bin Ahmad Al Jaelani dan KH. Abdul Rosyid Bintoro yang diiringi hadroh kondang Al Asyiqin dari Kota Klaten.
Dalam runtutan acara tersebut dimeriahkan dengan pertunjukan demonstrasi para kader-kader terbaik Pagar Nusa Wonosari yang menampilkan beberapa gerakan senam/ jurus Pagar Nusa ala pencak silat perguruan GASMI yang ditutup dengan penampilan debus guna menambah kesan menarik ditengah masyarakat.
Sebelum mahallul qiyam salah satu runtutan dalam pembacaan maulid nabi Muhammad SAW, acara di selingi pemotongan nasi tumpeng oleh ketua PAC Pagar Nusa Wonosari yang selanjutnya diserahkan kepada Ketua Cabang Pagar Nusa Klaten sebagai tanda puncak tasyakuran dan harlah Pagar Nusa Wonosari Klaten.