Urban Toys, berawal dari pergerakan “Do It Yourself”

Oleh rambak.co
22 Juli 2024, 20:44 WIB

kolaborasi urban toys dengan topeng indonesia

Urban Toys, berawal dari pergerakan “Do It Yourself”

Urban toys, khususnya di Indonesia semakin berkembang, terpaan urban toys sebagai karya populer dinilai akan mengikis unsur budaya tradisional. Sebelumnya “Toys” hanya diartikan sebagai mainan yang diproduksi untuk mainan anak, namun pada tahun 90an hingga 2000 awal, muncul toys movement, dimana mainan bukan hanya sekedar menyodorkan keunikan bentuk, namun memiliki konsep dan gagasan yang berusaha dikomunikasikan oleh designer/artis kepada khalayak.

Sejarah Urban Toys

Urban toys dapat ditelusuri akarnya hingga ke kancah seni grafiti pada tahun 1970-an dan 1980-an di kota-kota seperti New York. Seniman grafiti, yang ingin mengekspresikan diri mereka di luar jalanan, mulai menciptakan figur dan karakter khusus yang terkait dengan karya seni mereka.

  1. Tahun 1980-an-1990-an: Budaya DIY dan Desain Mainan Independen

Budaya Do-it-yourself (DIY) dari subkultur punk dan bawah tanah memengaruhi perkembangan awal Urban toys. Para seniman dan desainer mulai memproduksi mainan edisi terbatas dengan menggunakan bahan dan metode produksi alternatif.

Desainer mainan independen dan perusahaan mainan skala kecil bermunculan, dengan fokus pada kebebasan artistik, produksi terbatas, dan pasar khusus daripada produksi massal.

  1. Akhir tahun 1990-an hingga 2000-an: Bangkitnya Designer Toys

Akhir tahun 1990-an melihat pergeseran ke arah Designer Toys, yang ditandai dengan kolaborasi antara seniman, desainer, dan produsen mainan. Mainan-mainan ini menggabungkan kesenian dengan kolektibilitas, yang menarik bagi para penggemar seni dan kolektor mainan.

Seniman seperti Michael Lau, James Jarvis, dan Takashi Murakami memainkan peran penting dalam mempopulerkan Designer Toys dan memperluas kemungkinan artistik mereka.

  1. Pertengahan tahun 2000-an: Gerakan Vinyl Urban Toys

Pertengahan tahun 2000-an menjadi saksi pergerakan vinyl Urban Toys, ditandai dengan penggunaan vinyl sebagai bahan yang lebih disukai untuk mainan desainer. Vinyl memungkinkan desain yang rumit, warna-warna cerah, dan fitur yang dapat disesuaikan, sehingga meningkatkan daya tarik artistik Urban Toys.

Perusahaan seperti Kidrobot, Medicom Toy, dan Toy2R menjadi pemain terkemuka dalam kancah vinil Urban Toys, memproduksi barang koleksi dan kolaborasi artis yang sangat dicari.

Mainan urban telah mendapatkan pengakuan internasional, dengan para seniman dan desainer dari berbagai latar belakang yang berkontribusi pada genre ini. Kolaborasi dan persilangan antara seniman dari berbagai negara telah memperkaya kreativitas dan keragaman desain Urban Toys. Media sosial dan platform online telah memfasilitasi eksposur global dan peluang kolaborasi, menghubungkan para penggemar dan pencipta mainan urban di seluruh dunia.

Secara keseluruhan, sejarah dan evolusi Urban Toys mencerminkan perjalanan eksperimen artistik, ekspresi budaya, dan pembangunan komunitas dalam budaya urban (modern) dan kancah seni yang lebih luas. Dari awal yang terinspirasi oleh grafiti hingga pengaruh seni jalanan kontemporer, Urban Toys terus memikat masyarakat dan mendorong batas-batas inovasi artistik.

Seniman dan desainer yang telah memberikan kontribusi signifikan pada dunia Urban Toys.

Seniman dan Desainer dalam Mainan Urban:

  • Michael Lau:

Dikenal sebagai “bapak baptis” designer toys, karya Michael Lau telah berperan penting dalam membentuk kancah Urban Toys. Seri Gardener dan Crazy Children yang ikonis merevolusi konsep mainan vinil desainer, dengan menekankan ekspresi artistik dan edisi terbatas.

  • James Jarvis

James Jarvis terkenal dengan desain mainan minimalis dan abstrak, terutama karakter ikoniknya seperti King Ken dan Amos Toys. Karyanya menjembatani kesenjangan antara seni, desain, dan budaya mainan, yang menginspirasi generasi penggemar mainan perkotaan.

  • Takashi Murakami:

Karakter-karakter Takashi Murakami yang penuh warna dan aneh, seperti Mr. DOB dan Kaikai Kiki, telah menjadi identik dengan perpaduan budaya pop Jepang dan seni kontemporer. Kolaborasinya dengan perusahaan mainan seperti Medicom Toy telah membawa visi artistiknya yang unik ke pasar Urban Toys.

  • Shepard Fairey:

Shepard Fairey, yang dikenal dengan kampanye Obey Giant dan stiker ikonik “Andre the Giant Has a Posse”, telah memberikan dampak yang signifikan terhadap seni jalanan dan desain mainan urban. Gaya grafis dan gambarnya yang bermuatan politis telah memengaruhi desain mainan urban dengan komentar sosial dan budaya.

  • Coarse (Mark Landwehr dan Sven Waschk):

Coarse dikenal dengan patung-patung mainan yang sangat indah dan penuh emosi yang mengaburkan batas antara seni dan mainan. Desain, cerita, dan keahlian mereka yang rumit telah menarik banyak penggemar di kalangan kolektor.

  • Kaws (Brian Donnelly):

Kaws adalah seorang seniman dan perancang yang produktif dengan karakter ikoniknya, seperti Companion dan BFF, yang telah menjadi simbol global seni urban dan budaya mainan. Kolaborasinya dengan merek-merek besar dan institusi seni telah mengangkat mainan urban menjadi lebih dikenal.

Tren masa depan

Berspekulasi tentang masa depan Urban toys, termasuk teknologi baru (misalnya, augmented reality dalam desain mainan) dan keberlanjutan dalam produksi mainan.

Masa depan Urban toys memiliki kemungkinan-kemungkinan menarik, dengan munculnya teknologi dan inisiatif keberlanjutan yang membentuk arah industri ini. Berikut beberapa wawasan spekulatif mengenai masa depan mainan perkotaan:

 

Teknologi yang Muncul:

Integrasi Augmented Reality (AR):

Mainan perkotaan kemungkinan akan menggabungkan fitur augmented reality (AR), yang memungkinkan kolektor berinteraksi dengan konten digital, animasi, dan pengalaman virtual yang terkait dengan mainan fisik mereka.

Desain mainan berkemampuan AR dapat meningkatkan penceritaan, menciptakan pengalaman bermain yang mendalam, dan menawarkan koleksi digital yang melengkapi koleksi mainan fisik.

Mainan Cerdas dan Internet of Things (IoT):

Fungsionalitas mainan pintar, seperti sensor, konektivitas, dan fitur interaktif, akan menjadi lebih umum pada Urban toys. Mainan ini dapat merespons masukan pengguna, berkomunikasi dengan perangkat pintar lainnya, dan beradaptasi dengan preferensi yang dipersonalisasi.

Integrasi IoT pada Urban toys dapat mengaktifkan fitur-fitur seperti perintah suara, konektivitas aplikasi, dan pelacakan data, sehingga meningkatkan kemampuan bermain dan opsi penyesuaian bagi para kolektor

Print dan Kustomisasi 3D:

Kemajuan dalam teknologi pencetakan 3D akan memberdayakan kolektor untuk membuat Urban toys yang dirancang khusus, aksesori yang dipersonalisasi, dan barang koleksi unik yang disesuaikan dengan preferensi mereka.

Alasan Mengoleksi Mainan Urban:

  1. Apresiasi Artistik:

Banyak kolektor yang tertarik pada Urban Toys karena nilai artistiknya. Mereka menghargai kreativitas, keahlian, dan desain unik yang ditampilkan dalam Urban Toys, memandangnya sebagai miniatur karya seni yang mencerminkan budaya kontemporer dan tren artistik.

  1. Nostalgia dan Kenangan Masa Kecil:

Urban Toys sering kali membangkitkan perasaan nostalgia dan nostalgia bagi para kolektor yang tumbuh dengan mainan serupa atau memiliki kenangan indah tentang budaya urban dan seni jalanan. Mengoleksi mainan ini dapat menjadi cara untuk terhubung kembali dengan pengalaman masa kecil dan menghidupkan kembali momen-momen nostalgia.

  1. Komentar Budaya dan Sosial:

Urban Toys sering kali menyampaikan komentar sosial, politik, dan budaya melalui desainnya. Kolektor yang tertarik dengan tema-tema ini dapat mengoleksi mainan urban sebagai cara untuk terlibat dan mengeksplorasi perspektif yang berbeda tentang isu-isu kontemporer.

  1. Komunitas dan Jaringan:

Mengoleksi Urban Toys memberikan peluang untuk keterlibatan komunitas dan jaringan dalam komunitas kolektor. Para kolektor berpartisipasi dalam forum online, menghadiri pameran mainan, dan bergabung dengan pertemuan lokal untuk terhubung dengan penggemar yang berpikiran sama, berbagi pengetahuan, dan membangun persahabatan.

  1. Investasi dan Apresiasi Nilai:

Beberapa kolektor melihat Urban Toys sebagai peluang investasi, terutama edisi terbatas atau barang langka yang nilainya dapat meningkat seiring waktu. Mereka secara strategis mengumpulkan dan mengkurasi koleksi mereka dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan finansial.

  1. Ekspresi dan Identitas Pribadi:

Mengoleksi Urban Toys dapat menjadi bentuk ekspresi dan identitas pribadi. Kolektor dapat memilih mainan yang mencerminkan minat, kegemaran, dan afiliasi budaya mereka, menciptakan koleksi pilihan yang mencerminkan kepribadian dan preferensi estetika mereka yang unik.

Tantangan keberlangsungan urban toys :

  • Persaingan dan Saturasi:

Pasar mainan perkotaan sangat kompetitif, dengan banyaknya merek, seniman, dan desainer yang bersaing untuk mendapatkan perhatian kolektor. Kejenuhan pasar dapat menimbulkan tantangan dalam menonjolkan diri, mempertahankan relevansi merek, dan merebut pangsa pasar.

  • Kendala Rantai Pasokan:

Gangguan rantai pasokan global, kekurangan bahan mentah, dan tantangan logistik dapat berdampak pada produksi mainan, distribusi, dan jadwal pengiriman. Gangguan ini dapat menyebabkan penundaan, peningkatan biaya, dan kekurangan pasokan bagi perusahaan mainan di perkotaan.

  • Dampak lingkungan:

Jejak lingkungan yang ditimbulkan oleh industri mainan, termasuk sampah plastik, emisi karbon, dan praktik produksi yang tidak berkelanjutan, menimbulkan tantangan lingkungan. Perusahaan Urban toys harus mengatasi masalah keberlanjutan, mengadopsi praktik ramah lingkungan, dan mengurangi dampak lingkungan.

  • Masalah Pemalsuan dan Kekayaan Intelektual:

Produk palsu, replika tidak sah, dan pelanggaran kekayaan intelektual menimbulkan risiko bagi perusahaan mainan, artis, dan mere. Melindungi hak kekayaan intelektual, memberantas produk palsu, dan menegakkan tindakan hukum merupakan tantangan yang terus berlanjut.

 

 

Artikel Terkait