Seblak: Rasa Sunda di Tanah Mataram

Oleh rambak.co
27 Juni 2024, 13:00 WIB

Terjangkau dan membuat kenyang. Adalah seblak, sebuah kreasi makanan yang diminati banyak lidah. Tak ada catatan sejarah yang pasti kapan seblak pertama kali ditemukan. Juga keterangan atau informasi yang menyebutkan jika seblak berasal dari Bandung. Namun ada berbagai teori menurut keterangan dari berbagai sumber.

Konon seblak sudah ada sejak jaman kemerdekaan di Parahyangan. Di Garut, ada makanan yang disebut kurupuk leor yang jika diartikan dalam bahasa Indonesia yakni kerupuk lemas. Karena kerupuk mentah yang seharusnya digoreng, dimasak dengan bumbu bawang putih dan cabai rawit. Ada juga sumber yang menyebutkan asal-usul seblak bermula dari persediaan kerupuk yang melimpah di Bandung kala itu. Kerupuk yang sudah lama saat digoreng tidak seenak kerupuk yang baru dibuat. Kerupuk lama juga lebih keras dan susah dikunyah.

Karena kerupuk lama menumpuk, seringkali dibuang begitu saja. Lama kelamaan orang merasa sayang untuk menyia-nyiakan atau membuang kerupuk. Sehingga kemudian muncul berbagai ide dan kreasi untuk mengolah kerupuk lama hingga terciptalah seblak. Kerupuk yang dimaksud adalah kerupuk dengan bahan dasar singkong (tepung tapioka/aci). Karena sebagian tanah sunda sangat kaya dengan singkong.

Sebagaimana yang disampaikan oleh peneliti Kuliner Indonesia asal Universitas Padjajaran, Bandung, Seto Nurseto di kanal YouTube Kisarasa, membagikan perjalanan singkong yang begitu melekat di tanah Parahyangan. Berikut selengkapnya.

Banyak anggapan bahwa singkong merupakan makanan yang tidak bisa diolah menjadi banyak makanan. Pilihannya hanya digoreng atau dikukus sehingga jamak ditemukan di pinggir-pinggir jalan. Saking ndeso-nya, singkong juga kerap digambarkan sebagai makanan untuk kalangan menengah ke bawah, baik di film, sinetron sampai dijadikan lagu hingga muncul istilah anak singkong yang berasal dari kampung. Walaupun dianggap kurang menjual, makanan ini ternyata begitu dimanfaatkan oleh masyarakat di Jawa Barat sejak zaman dahulu.

“Sebenarnya masyarakat Jawa Barat ini mengonsumsi singkong dari atas sampai bawah, jadi dari daunnya yang bisa dikonsumsi, batangnya ditanam kembali, umbinya juga bisa diolah menjadi bahan makanan termasuk kulit bagian dalamnya,” kata Seto.

Seblak adalah salah satu makanan khas Sunda tepatnya Bandung yang kini populer di kalangan luas. Makanan yang identik bercita rasa gurih pedas dengan rempah kencur itu kini bisa dengan mudah dicari dan dibuat. Belakangan bahkan seblak telah dimodifikasi isian atau toppingnya. Sekarang sudah lumrah jika kita melihat sajian seblak berisi kerupuk, telur, siomay, ceker, cilok hingga bakso. Bahkan ada juga yang menambahkan aneka bakso ikan hingga sayur yang biasanya menjadi isian steamboat atau suki, Padahal dahulu isian seblak sederhana, hanya kerupuk yang direndam di air panas yang kemudian dimasak dengan bumbu halus berupa bawang putih, kencur dan cabai rawit.

Mungkin ini menjadi cikal bakal kreasi seblak yang kini telah memiliki pamor di para pecinta kuliner. Sebelum tenar seblak khas Sunda, di daerah Sumpiuh Jawa Tengah juga ada makanan yang serupa yakni kerupuk godog atau kerupuk rebus.

Namun dari penelusuran, baik kerupuk leor atau kerupuk godog, tidak menggunakan kencur. Padahal bahan kencur inilah yang menjadi ciri khas sekaligus cita rasa yang identik dengan seblak. Seblak bukan termasuk resep kuliner legendaris khas Sunda, asal-usul seblak karena kreasi masyarakat Sunda yang senang bereksplorasi dengan bahan makanan berbahan tapioka. Lihat saja berbagai makanan yang terbuat dari tapioka atau aci yang masih eksis hingga kini. Seperti cireng, cilok, cipuk, cimol, cibay, cipak dan masih banyak lagi.

Racikan Seblak

Kata seblak menjadi sebutan untuk masakan berbahan kerupuk mentah dengan bumbu bawang putih, kencur dan cabai rawit. Banyak yang penasaran dengan arti seblak. Nyeblak dalam bahasa Sunda memiliki arti mengagetkan. Ada juga yang menyebut, seblak berasal dari kata ‘segak atau ‘nyegak’ yang artinya menyengat. Bisa disebut jika arti kata mengagetkan dan menyengat ini pas dengan karakter makanan seblak yang bikin kaget dan menyengat karena pedas.

Sebenarnya seblak adalah makanan berkuah pedas dengan berbagai isian. Banyak makanan seperti ini yang bisa dijumpai seperti mi kuah pedas, sup pedas, tom yum dan masih banyak lagi. Namun ada yang menjadi ciri khas seblak yang tidak ada dalam makanan lain. Yang pertama, bumbu seblak wajib menggunakan kencur atau cikur dalam bahasa Sunda.

Sensasi rasa kencur yang pahit, pedas terasa hangat saat menyentuh lidah dam masuk perut. Dengan aroma yang khas, kencur juga memiliki khasiat meningkatkan nafsu makan serta meredakan sakit tenggorokan dan batuk. Selain itu, yang membedakan seblak dengan makanan sejenisnya bahan kerupuk berwarna oranye yang biasanya menjadi toppingnya.

Seblak dan Keluarga

Di Indonesia, sebak telah menjadi salah satu makanan jalanan yang sangat populer. Seblak dijual di berbagai sudut kota dan di pinggiran jalan. Seblak adalah contoh nyata bagaimana makanan dapat berubah dan menyesuaikan diri dengan keinginan dan kebutuhan masyarakat selama bertahun-tahun.

Sebagai tambahan, menurut keterangan masyarakat Garut, semangkuk Seblak ini merupakan wujud dari kesederhanaan dan kebahagiaan masyarakat lampau. Dulu, Seblak biasa dinikmati sambil “ngariung di pipir” atau berkumpul di halaman rumah bersama keluarga. Selain itu, rasa pedas dalam semangkuk Seblak ini juga biasa dikaitkan dengan kepribadian seorang wanita. Konon, semakin nikmat rasa pedas yang dihadirkan, maka semakin layak seorang wanita dijadikan istri. Menarik. []

SiswantoroPengamat kuliner berasal dari Klaten, Jawa Tengah. Kepiawaiannya dalam mencecap pelbagai macam bentuk kuliner, akan dituliskan dan diterbitkan dekat-dekat ini.

Artikel Terkait