Amarah Ojol di Solo, Tangisan Keadilan untuk Affan

Di bawah langit yang mendung, ribuan jaket hijau berbaris menuju markas Brimob Solo. Mereka bukan datang untuk mengantar pesanan, melainkan untuk melayangkan gugatan lisan yang terbungkus duka. Hari ini, Manahan menjadi saksi bisu, bagaimana sebuah nyawa yang hilang memicu gelombang amarah yang tak terbendung.

Oleh rambak.co
29 Agustus 2025, 19:02 WIB

Rambak.co, Surakarta – Di bawah langit yang mendung, ribuan jaket hijau, oranye dan kuning berbaris menuju markas Brimob Solo. Mereka bukan datang untuk mengantar pesanan, melainkan untuk melayangkan gugatan lisan yang terbungkus duka. Hari ini, Manahan menjadi saksi bisu, bagaimana sebuah nyawa yang hilang memicu gelombang amarah yang tak terbendung.

Semua dimulai dengan doa. Tepat pukul 13.00 WIB, suara-suara lirih menggema, memanjatkan salat gaib untuk almarhum Affan Kurniawan, rekan seperjuangan yang tewas dilindas kendaraan taktis di ibu kota. Udara yang semula hening, perlahan berubah. Duka yang mendalam kini berpadu dengan amarah, mengalir deras dari setiap sorot mata yang penuh pertanyaan.

Waktu bergulir, suasana semakin pekat. Kerumunan yang membesar, ditambah kehadiran pelajar dan warga, membuat barikade di depan gerbang tak lagi berarti. Tepat pukul 15.00 WIB, amarah yang membuncah menemukan puncaknya. Gerbang besi yang berdiri kokoh, kini digoyang, diteriaki, dan akhirnya tumbang.

Masa marah, sepanas liukan api yang membara
Masa marah, sepanas liukan api yang membara

Kericuhan tak terhindarkan. Suara tembakan gas air mata memecah udara, menciptakan kabut pedih yang memaksa kerumunan berlarian. Namun, seperti gelombang yang tak kenal lelah, mereka kembali. Seruan keadilan seakan tak bisa diredam, meski mata dan tenggorokan terasa terbakar. Puncak drama terjadi pada pukul 16.04 WIB, ketika nyala api dari water barrier yang dibakar massa, menjadi simbol protes yang paling lantang.

Seorang perwakilan driver ojol, Sugeng, dengan suara bergetar menyampaikan tuntutan mereka. “Kita minta hukum tidak tebang pilih terhadap kita. Minta oknum Brimob dituntut tuntas,” tegasnya, mencerminkan suara hati ribuan rekan yang merasa keadilan begitu mahal.

Tulisan penuh rasa, di depan Mako Brimob Solo
Tulisan penuh rasa, di depan Mako Brimob Solo

Kapolresta Solo, AKBP Catur Cahyono Wibowo, berdiri di tengah kepedihan itu, menyampaikan permohonan maaf atas nama institusi. “Kami mewakili dari institusi Polri menyampaikan permohonan maaf dengan kejadian tadi malam menimpa saudara Affan Kurniawan,” ujarnya, mencoba meredakan situasi.

Ia juga memastikan bahwa pelaku telah diamankan dan sedang menjalani pemeriksaan. “Apa yang menjadi pesan dari rekan-rekan tadi malam sudah ditindaklanjuti. Oknum yang terlibat sudah diamankan dan diperiksa dan akan masuk ke tahap selanjutnya,” jelasnya. Namun, di antara kata-kata damai itu, bara api masih menyala. Api yang lahir dari duka, dan akan padam, hanya jika keadilan benar-benar ditegakkan.

Artikel Terkait