Aaa…Yossha-ikuzo (あ~ よっしゃいくぞ~ / Alright let’s go~)Taigaa (タイガー / Tiger)Faiyaa (ファイヤー / Fire)Saibaa (サイバー / Cyber)Faibaa (ファイバー / Fiber)Daibaa (ダイバー / Diver)Baibaa (バイバー / Viber)Jyaa Jyaa (ジャージャー).
Begitulah teriakan-teriakan chant mix dari wota yang tidak berhenti. Menyemangati para gadis berpakaian seragam yang menari di atas panggung.
Wota adalah bahan bakar yang membuat JKT48 tetap menyala. Mereka biasanya adalah para pemuda tanggung hingga pria paruh baya yang berseliweran membawa light stick. Mereka memang terlihat pendiam sebelum pertunjukan dimulai. Tapi ekspresi itu segera berubah ketika JKT48 muncul dan musik mulai diputar.
JKT48 adalah grup idola asal Indonesia. Dibentuk pada tahun 2011, grup ini merupakan grup saudari AKB48 pertama yang berada di luar Jepang. Grup ini mengadopsi konsep AKB48 yaitu idola yang dapat jumpai setiap hari.
Menurut Peneliti Budaya Populer BRIN, Ranny Rastati, istilah wota yang melekat pada JKT48 sebetulnya tidak sepenuhnya tepat. Sebab, menurutnya, istilah tersebut merujuk pada idol group secara umum. Bukan hanya terbatas pada 48 Familly, apalagi JKT48 saja.
Istilah wota juga erat kaitannya dengan otaku yang dulunya berarti penggemar budaya pop Jepang. Namun kini maknanya menyempit jadi orang-orang yang suka manga/komik.
“Ketika budaya pop Jepang lain berkembang seperti idol group, para fans ini merasa tidak cocok ketika mendefinisikan diri sebagai otaku. Akhirnya dikenallah istilah lain yaitu wota untuk mendefinisikan fans idol group jepang seperti AKB48 dan JKT48. Wota sendiri berasal dari kata wotaku (sama dengan otaku), lalu disingkat menjadi wota,” kata Ranny.
Kemudian timbul pertanyaan mengapa idol gruop ini bisa bertahan dikancah industri hiburan di Indonesia?
“Pertama, karena visual para member itu cantik, imut, menggemaskan. Visual seperti ini yang disukai laki-laki. Kedua, dengan member yang berganti-ganti (sistem graduation), grup ini jadi fresh terus dan tidak membosankan fans. Ketiga, untuk mengikuti aktivitas fandom secara regular kan perlu uang,” kata dia.
Menurut Ranny, para fans ini masa kecilnya diisi dengan menonton dan mendengarkan OST anime. Oleh sebab itu, kata dia, selera musik yang terbangun adalah jejepangan yang penyanyinya bersuara kawai/imut.
Suara kawai itu kemudian dipertebal dengan seragam sekolah yang biasa digunakan JKT48. Ranny menyebut seragam memang lazim ditemukan di anime dan manga Jepang. Awalnya, kata dia, seragam sekolah (seifuku) itu dipakai di Jepang pada awal 1800-an sebagai bentuk modernisasi Jepang.
Kemudian pada 1920-an, kata Ranny, siswa-siswi Jepang mulai memakai seragam kerah sailor sebagai bentuk kesetaraan gender. Seragam ini lalu banyak dipakai di anime dan manga sebagai upaya dalam menunjukkan sisi familiar kehidupan sehari-hari di Jepang.
“Seragam itu menyimbolkan masa muda, disiplin, dan persatuan kelompok. Makanya idol group seperti AKB48/JKT48 masih pakai seragam sebagai simbol identitas anak muda dan juga simbol persatuan,” katanya.
Selain itu di dalam manajemen JKT48 atau disebut JKT Operation Sistem, terdapat Golden Rules untuk para anggotanya. Adalah aturan-aturan atau pedoman yang harus dipatuhi oleh para anggota untuk menjaga citra dan etika grup.
Anggota JKT48 Dilarang Merokok: Merokok dilarang keras untuk menjaga kesehatan dan citra positif anggota. Anggota JKT48 Dilarang Memakai Pakaian Mencolok dan Bermake-up Tebal: Penampilan sederhana dan natural lebih disukai untuk menjaga kesan bersih dan alami.
Anggota JKT48 Dilarang Pergi ke Diskotik Selama Masa Kontrak: Menghindari tempat-tempat yang bisa merusak citra publik. Anggota JKT48 Dilarang Mengabaikan Pendidikan: Pendidikan tetap menjadi prioritas meski berkarir sebagai idola.
Anggota JKT48 Dilarang Berinteraksi dengan Penggemar di Media Sosial: Menghindari interaksi pribadi untuk menjaga profesionalisme. Anggota JKT48 Dilarang Membubuhkan Tanda Tangan di Sembarang Tempat: Mengontrol distribusi tanda tangan agar tetap eksklusif.
Anggota JKT48 Dilarang Bepergian Tanpa Didampingi Wali: Menjamin keamanan dan pengawasan yang lebih ketat. Anggota JKT48 Dilarang Memiliki Seorang Pacar: Menjaga citra “idola yang dapat diimpikan” dan menghindari skandal.
Golden Rules JKT48 ini bukan hanya sekedar aturan, tetapi juga mencerminkan nilai-nilai yang penting bagi grup untuk menjaga profesionalisme, citra publik, dan etika kerja yang baik. Maka tidak heran dengan visualisasi yang cantik dan profesionalisme para member, grup idola ini masih mendapatkan tempat di hati penggemarnya.[]
Siswantoro – Pengamat kuliner berasal dari Klaten, Jawa Tengah. Kepiawaiannya dalam mencecap pelbagai macam bentuk kuliner, akan dituliskan dan diterbitkan dekat-dekat ini.