Tok! Gencatan Senjata Resmi Berlaku Di Jalur Gaza

Oleh rambak.co
16 Januari 2025, 12:55 WIB

 

Kabar gembira bagi dunia kemanusiaan, gencatan senjata kini resmi berlaku di Gaza, Palestina. Hal ini di umumkan secara publik oleh Perdana Menteri Qatar Sheikh Mohammed Bin Abdulrahman Al Thani selaku mediator Israel-Hamas pada Rabu (15/1/2025).

Dilansir melalui AFP, pada Rabu (15/1/2025), kedua belah pihak yang sejak lama melakukan pertikaian di Jalur Gaza telah mencapai kesepakatan tentang tahanan dan pertukaran sandera. “Kami berharap ini akan menjadi halaman terakhir perang dan kami berharap semua pihak akan berkomitmen untuk melaksanakan semua ketentuan perjanjian ini,” jelas Sheikh Mohammaed saat konferensi pers di Doha.

Gencatan senjata ini menghasilkan kerelaan kedua belah pihak akhirnya bersepakat membebaskan masing-msing sanderanya. Gencatan senjata mulai diberlakukan pada Minggu (19/1/2025). Hal ini tidak menuntup kemungkinan akan membawa perdamaian diantara keduanya secara permanen.

Meskipun demikian penerimaan gencatan senjata tersebut resmi berlaku bagi Israel haruslah melalui persetujuan sidang kabinet keamanan dan pemerintahan negara tersebut melalui metode pemungutan suara yang dijadwalkan pada Kamis (16/1/2025), kata seorang pejabat Israel.

Selama pertempuran Zionis Israel dan Hamas di Jalur Gaza selama kurang lebih 15 bulan, Israel dan Hamas baru sekali menjalani gencatan senjata dan pada saat itu hanya berlaku selama satu minggu, setelah itu terus saja Zionis Israel melakukan agresi militer di Gaza hingga Tepi Barat.

Gencatan senjata yang telah resmi diumumkan terbaru ini diharapkan menjadi fondasi nyata dan permanen untuk menghentikan Genosida yang jelas-jelas terjadi di Palestina. Komitmen ini haruslah mendapat banyak dukungan dari berbagai negara dengan memberikan bantuan moral maupun materil guna menambah rasa optimis bagi kedua belah pihak.

Gencatan senjata tersebut menghasilkan beberapa poin. Sebagaimana dikutip dari Reuters, berikut isi poin tersebut:
1. Fase gencatan senjata awal akan berlaku selama enam pekan, termasuk penarikan bertahap pasukan Israel dari Gaza tengah dan kembalinya warga Palestina yang mengungsi ke Gaza utara.
2. Kesepakatan itu mengharuskan 600 truk bantuan kemanusiaan diizinkan masuk ke Gaza setiap hari selama gencatan senjata, 50 di antaranya membawa bahan bakar, dengan 300 truk dialokasikan ke utara.
3. Hamas akan membebaskan 33 sandera Israel, termasuk semua perempuan (tentara dan warga sipil), anak-anak, dan pria berusia di atas 50 tahun.
4. Dalam hal ini, Hamas akan membebaskan sandera perempuan dan anak-anak di bawah 19 tahun terlebih dahulu, diikuti oleh pria di atas 50 tahun Israel akan membebaskan 30 tahanan Palestina untuk setiap sandera sipil dan 50 tahanan Palestina untuk setiap tentara perempuan Israel yang dibebaskan Hamas.
5. Israel akan membebaskan semua perempuan dan anak-anak Palestina di bawah 19 tahun yang ditahan sejak 7 Oktober 2023 pada akhir tahap pertama. Jumlah total warga Palestina yang dibebaskan akan bergantung pada jumlah sandera yang dibebaskan, dan bisa jadi antara 990-1.650 tahanan Palestina, termasuk pria, perempuan, dan anak-anak.
6. Hamas akan membebaskan para sandera selama 6 pekan, dengan setidaknya tiga sandera dibebaskan setiap pekannya dan sisanya dari 33 sandera sebelum akhir periode. Semua sandera yang masih hidup akan dibebaskan terlebih dahulu, diikuti oleh jenazah sandera yang sudah meninggal.
7. Pelaksanaan perjanjian akan dijamin oleh Qatar, Mesir, dan Amerika Serikat.
8. Negosiasi fase kedua perjanjian akan dimulai pada hari ke-16 dari tahap pertama dan diharapkan mencakup pembebasan semua sandera yang tersisa, termasuk tentara laki-laki Israel, gencatan senjata permanen dan penarikan tentara Israel secara keseluruhan.
9. Gencatan senjata Gaza fase ketiga diharapkan mencakup pemulangan semua jenazah yang tersisa dan dimulainya rekonstruksi Gaza, yang diawasi oleh Mesir, Qatar, dan PBB.

Artikel Terkait