Apakah Sulit Menerima Permohonan Maaf Presiden?

Oleh rambak.co
3 Agustus 2024, 18:45 WIB

Dilansir dari laman resmi presidenri.go.id tanggal 1/8/2024, Presiden Jokowi menyampaikan permohonan maaf kepada seluruh rakyat Indonesia. Ia menyampaikan permohonan maaf atas segala kesalahan dan kekhilafan selama menjabat.

Presiden Joko Widodo menghadiri acara zikir dan doa kebangsaan yang diselenggarakan di halaman Istana Merdeka, Jakarta, pada Kamis, 1 Agustus 2024. Acara yang digelar dalam rangka menyambut bulan Kemerdekaan tersebut menjadi momen terakhir yang dihadiri Presiden Jokowi sebagai Kepala Negara.

Dalam kesempatan tersebut, Presiden Jokowi menyampaikan permohonan maaf kepada seluruh rakyat Indonesia. Ia menyampaikan permohonan maaf atas segala kesalahan dan kekhilafan selama menjabat.

“Dengan segenap kesungguhan dan kerendahan hati, izinkanlah saya dan Prof K.H Ma’ruf Amin ingin memohon maaf yang sedalam-dalamnya atas segala salah dan khilaf selama ini, khususnya selama kami berdua menjalankan amanah sebagai Presiden Republik Indonesia dan sebagai Wakil Presiden Republik Indonesia,” ujar Presiden.

Presiden mengatakan bahwa ia merupakan manusia biasa yang memiliki banyak kekurangan. Oleh karena itu, Presiden tidak dapat memenuhi semua harapan yang ditujukan selama masa pemerintahannya.

“Saya tidak sempurna. Saya manusia biasa. Kesempurnaan itu hanya milik Allah SWT. Hanya milik Allah kerajaan langit dan bumi serta apapun yang ada di dalamnya. Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu,” ucap Presiden.

Di akhir sambutannya, Presiden mengajak seluruh masyarakat untuk berdoa bersama memohon pertolongan Allah SWT dalam mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia. Presiden berharap Indonesia dapat menjadi bangsa dan negara yang maju.

“Saya mengajak kepada kita semuanya yang hadir untuk berdoa bersama memohon pertolongan Allah Subhanahu Wa Ta’ala agar kita diberikan kemudahan untuk meraih cita-cita bangsa yang maju, bangsa yang baldatun toyyibatun warobbun ghofur ,” tutur Presiden.

“Semoga Allah senantiasa mengabulkan doa kita. Amin ya robbal alamin,” tutup Presiden.

Sejumlah pengamat menyoroti sikap Presiden Joko Widodo atau Jokowi yang meminta maaf kepada seluruh rakyat Indonesia atas segala salah dan khilafnya dalam menjalankan amanah sebagai Presiden Republik Indonesia (RI). Permintaan maaf itu Jokowi sampaikan dalam sambutan momen zikir kebangsaan di Istana Merdeka, Jakarta, pada Kamis malam, 1 Agustus 2024.

Berikut kata pengamat soal Jokowi minta maaf, dikutip dari website nasional.tempo.co tanggal 03/08/2024;

  1. Pakar sebut Jokowi minta maaf karena sadar banyak salah tak penuhi janji

Pakar komunikasi politik Universitas Paramadina, Hendri Satrio, melihat alasan Presiden Jokowi meminta maaf lantaran sadar banyak salah dengan janji politiknya yang tidak dipenuhi. Bahkan, kata Hendri Satrio, Ibu Kota Nusantara atau IKN yang sangat ambisius gagal ia wujudkan.

Pendiri Lembaga Survei KedaiKOPI ini mengatakan Jokowi tampaknya tersentil pemberitaan media massa yang mengulas 10 tahun kepemimpinannya. Bahkan, Majalah Tempo mendeskripsikan ada 18 dosa Jokowi dan 9 nawacita yang tak terpenuhi.

“Ya mungkin 18 dosa Jokowi yang dimuat Tempo, mungkin dia mau minta maaf soal itu,” kata Hensat, sapaan akrab Hendri Satrio, lewat pesan yang diterima Tempo, Jumat, 2 Agustus 2024.

  1. Pengamat pertanyaan ketulusan permintaan maaf Jokowi

Pegiat demokrasi, Gde Siriana, juga menyoroti permintaan maaf yang disampaikan Presiden Jokowi yang akan segera mengakhiri masa jabatannya Oktober mendatang. Permintaan maaf itu dinilai pelik, lantaran tidak sejalan dengan hasil sigi kepuasan kerja pemerintahan Jokowi-Ma’ruf Amin yang meningkat jelang masa purnatugas.

“Karena tidak ada yang tegas menyatakan kepuasan. Pandangan saya, ketulusan permintaan maaf ini perlu dipertanyakan,” kata Gde dalam keterangan tertulis yang diperoleh Tempo, Jumat, 2 Agustus 2024.

Permintaan maaf tersebut, Gde melanjutkan, juga terkesan menjadi formalitas belaka. Sebab, tak jelas ditujukan untuk hal apa dan mengenai kebijakan apa. Apalagi tidak disertai dengan pernyataan menyesal yang dalam atas suatu perbuatan dan kebijakan yang diterapkan.

“Misalnya menyesal karena mendorong putranya, Gibran menjadi calon Wakil Presiden saat Ia masih berkuasa. Ya, ini jadi hanya formalitas saja,” ujar Direktur Eksekutif Indonesia Future Studies atau INFUS itu.

Aih-alih menjadikan permintaan maaf tersebut sebagai momentum pengakuan dosa, Gde berpendapat permintaan maaf yang disampaikan Presiden cenderung menunjukkan bahwa dirinya masih memiliki power dan pengaruh politik yang besar di pemerintahan selanjutnya.

“Jadi kata maaf di akhir jabatan ini sesungguhnya dapat diartikan sebagai keyakinan Jokowi untuk menjadi king maker dalam politik Indonesia esok,” kata dia.

  1. Pengamat minta Jokowi sebut kesalahan yang membuatnya meminta maaf

Sementara itu, Direktur Lingkar Madani Indonesia Ray Rangkuti meminta Jokowi menyebutkan kebijakan apa saja yang keliru sehingga dirinya menyampaikan permintaan maaf. Menurut Rangkuti, Presiden perlu menyebutkan faktor yang membuatnya meminta maaf agar dapat diperbaiki di kemudian hari.

“Kalau negarawan tolong disebutkan kira-kira apa yang keliru yang dilakukan Pak Jokowi selama 10 tahun terakhir, supaya kita perbaiki,” kata Rangkuti dalam Kompas Petang di Kompas TV, Jumat, 2 Agustus 2024.

Bagi Rangkuti, permintaan maaf yang disampaikan Kepala Negara cukup mengejutkan. Mengingat, para pendukungnya menganggap bahwa kebijakan-kebijakan Jokowi selama ini selalu dianggap benar.

“Makanya saya terkejut, kok Pak Jokowi minta maaf, minta maaf dari apa? Kan selama ini pendukungnya selalu menganggap dia selalu benar, selalu di jalan yang benar, enggak ada salahnya, lah kok beliau tiba-tiba minta maaf,” katanya.

  1. Pengamat pertanyaan mengapa Jokowi baru minta maaf di ujung masa jabatan

Pengamat politik yang juga Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah juga menganalisa sikap Jokowi yang meminta itu hanya sekadar formalitas semata. Dedi menyinggung Jokowi baru meminta maaf setelah 10 tahun memimpin Indonesia. Padahal banyak persoalan yang membuat Jokowi jadi sorotan.

“Jokowi memerlukan 10 tahun untuk meminta maaf? Dan itu dalam situasi terdesak karena mungkin gagal wacanakan penambahan periode atau perpanjangan masa jabatan,” kata Dedi kepada awak media, Jumat, 2 Agustus 2024.

Sebab itu, ia berpandangan permintaan maaf Jokowi jelang akhir masa jabatannya itu hanya sekadar formalitas belaka. Mengingat, banyak hal yang telah dilakukan Jokowi dan sebagian besar, menurut Dedi, justru membebani masyarakat.

“Permintaan maaf itu tentu formalitas. Paling terlihat misalnya bagaimana penyediaan lapangan kerja nasional. Bahkan munculnya berbagai regulasi yang seolah tidak melalui proses legislasi yang benar,” kata Dedi.

  1. Pengamat sebut sudah seharusnya Jokowi minta maaf

Menurut pengamat politik dari Citra Institute, Yusak Farhan permohonan maaf dari Presiden Jokowi memang sudah seharusnya. Pihaknya mengatakan permohonan maaf dari Jokowi di ujung pemerintahannya merupakan sikap ksatria pemimpin. Jokowi disebutnya mengakui ada kesalahan.

“Memang sudah seharusnya Jokowi minta maaf karena banyak program yang belum tuntas selama 10 tahun menjabat presiden,” kata Yusak kepada wartawan, Jumat.

Menurut Yusak, masyarakat tentu perlu mengapresiasi Jokowi minta maaf. Sebab, kata dia, permohonan maaf kepada rakyat bisa menjadi tradisi politik yang baik ke depan dalam kultur masyarakat Indonesia.

“Jokowi dipilih dan diberikan mandat oleh rakyat untuk memimpin. Ketika berakhir masa jabatannya, sudah seharusnya Jokowi berpamitan kepada rakyat,” kata Yusak.

Oleh Dr. H. Fuad Nashori, S.psi., M.Si., M.Ag., menjelaskan Tentang minta maaf dan memberi maaf,  dalam portal fpscs.uii.ac.id tanggal 21/6/2021;

Beberapa orang, dalam satu dan lain hal merasakan sukar baik untuk memberi maaf dan meminta maaf. Secara psikologis, apakah ada penjelasan  untuk hal ini? Demikian pertanyaan yang pernah diajukan kepada saya di suatu kesempatan.

Ketika dilukai orang lain secara sengaja maupun tak sengaja, baik fisik maupun psikologisnya, sebagian besar orang akan merasakan terluka atau terzalimi. Umumnya mereka percaya bahwa butuh waktu untuk memaafkan orang-orang yang telah menzaliminya. Dalam penjelasan psikologis, memang ada proses yang kadang panjang hingga akhirnya seseorang benar-benar memaafkan.

Ada yang prosesnya cepat dikarenakan kepribadian yang bersangkutan sangat membantu, misalnya kepribadian kebaikan hati (agreeableness) yang menonjol. Orang yang baik hati memiliki ciri peduli terhadap nasib orang lain (tender-mindedness), rendah hati (humility), murah hati (altruism), ramah (compliance). Nabi Muhammad adalah contoh terbaik pribadi yang mudah memaafkan. Ketika mendapatkan perlakuan yang semena-mena dari orang Thaif, beliau tidak menunjukkan kemarahannya. Rasulullah sangat cepat dalam memaafkan mereka, termasuk mendoakan mereka, dikarenakan sangat peduli dengan nasib masa depan mereka. Mendoakan orang lain yang menzalimi yang dilakukan sendiri oleh Rasulullah menunjukkan tuntasnya pemaafan dalam diri beliau. Rasulullah juga tetap menunjukkan kemurahan hatinya atas seorang warga Madinah yang bermata buta dan beragama Yahudi. Sekalipun orangtua buta itu terus menerus mencerca namanya, Rasulullah tetap saja menyuapi orang tersebut dengan penuh kasih sayang dan kelembutan secara istikomah. Rasulullah dan pemeluk Islam secara persis paham apa yang difirmankan Alloh dalam Al-Qur’an Surat Ali Imron (3) ayat 159 yang berbunyi “Maafkanlah mereka, mohonkan ampun bagi mereka, dan bermusyawarhlah dengan mereka.”

Faktor-faktor lain, seperti keterikatan interpersonal, dukungan social, religiusitas, berat ringannya perbuatan dzalim yang dirasakan, dan sebagainya. Seberapa dekat hubungan kita dengan orang yang menyakiti juga berpengaruh. Orang yang dekat yang sudah menorehkan cerita kebaikan di hari kita lebih mudah kita maafkan dari pada orang yang sedikit berbaik baik kepada kita. Nasihat-nasihat dari orang yang berpengaruh dalam kehidupan kita akan membantu seseorang memaafkan. Nasihat dari teman, mitra, teman kerja, keluarga, kerabat, juga memudahkan pemaafan. Kesalahan yang kecil dan sedang lebih mudah dimaafkan. Sementara kesalahan yang berupa pembunuhan, fitnah perselingkuhan, pengkhiatan adalah kesalahan yang lebih berat dan lebih susah dimaafkan. Agama pastinya memberikan pengaruh yang besar terhadap pemaafan, terutama Ketika “keberagamaan mendorong tumbuhnya rahmatan lil alamien, yaitu kasih sayang bagi siapapun, tidak pandang agama apanya, sukunya apa, rasnya apa” (Religiosity and Forgiveness – Fakultas Psikologi Universitas Islam Indonesia (uii.ac.id).

Namun, sebagian besar orang memerlukan waktu untuk dapat memaafkan secara optimal atas kesalahan orang lain yang diterimanya. Ada sejumlah proses perjalanan yang harus ditempuh untuk benar-benar bisa memaafkan. Para ahli psikologi seperti Robert Enright percaya butuh prosses untuk betul-betul memaafkan. Tahap pertama adalah perasaan sakit hati dan dendam. Tahap kedua orang mulai memikirkan pemaafan. Pemikiran pemaafan ini sangat terbantu oleh pengetahuan dan keyakinan agama seseorang. Bila nilai agama sudah dia miliki, maka itu akan membantunya untuk bergerak ke tahap berikutnya. Dukungan, nasihat, dan bahkan perintah ungkapan dari orang lain juga bisa sangat membantu. Tahap berikutnya adalah aktivitas memaafkan, yang dilakukan secara interpersonal. Pemaafan akan lebih terasa bila ada interaksi yang positif. Orang yang marah memaafkan dan orang yang menzalimi menyesali. Saya percaya dengan bertemu dan berbicara dari hati ke hati, pemaafan akan lebih optimum bisa tercapai. Tahap terakhir adalah orang merasakan adanya internalisasi kebermaknaan memaafkan.

Jauh sebelum Robert Enright, lebih kurang 1000 tahun lalu, argumentator Islam Imam Al-Ghazali, juga menyampaikan pemaafan itu berlangsung bertahap. Tentu tahapnya disiapkan dan dijalani orang-orang yang berkomitmen memaafkan. Pertama: Gadhab (marah). Di sini orang yang menjadi korban transgresi menyadari adanya rasa marah (sakit hati, iri dengki, keinginan balas dendam) yang dapat menghadirkan dampak buruk dari kemarahan.  Kedua: Hilmun (pengendalian rasa tersinggung). Ada proses untuk membuat diri tidak mudah tersinggung. Awalnya boleh jadi ada keterpaksaan untuk membuat diri tidak mudah marah, tapi lama kelamaan jadi kebiasaan. “Orang yang kuat bukan orang yang pandai bergulat tapi yang mampu menguasai diri saat marah” (HR Bukhari & Muslim). Ketiga: ‘Afwun. Suatu keadaan saat sesorang berhak atas suatu hak, lalu hak tersebut digugurkannya (dihilangkannya) dan dilepaskannya dari orang yang harus menunaikan hak tersebut. Islam menjamin masuk surga bagi orang yang memaafkan kesalahan orang lain. Keempat: Ihsan. Tahapan ini dalah tahapan di mana individu membalas kezaliman dengan kasih sayang. Dalam tahap ini seorang berupaya agar ia dapat menyediakan berbagai kebaikan, baik berupa materi, perhatian, doa, dan sebagainya kepada seseorang yang telah teridentifikasi sebagai balasan yang lebih baik dari apa yang sudah diterimnya dari orang lain. Kelima: al-Rifqun. Ini adalah suatu bentuk belas kasihan yang diwujudkan dalam perilaku/sikap lemah lembut. Di sini seseorang berbuat baik kepada orang lain karena kepeduliannya yang sangat tinggi kepada orang yang ditolongnya.

Harus saya katakan bahwa kadang orang berhenti sangat lama di tahap pertama. Benci, marah, sakit hati, dan dendam selalu dipeliharanya dalam hati. Budaya jothakan yaitu saling mendiamkan yang ada dalam budaya Jawa kadang mempersulit untuk memaafkan. Budaya harga diri yang sangat tinggi juga mempersulit pemaafan. Dulu, orangtua Romeo dan orangtua Yuliet saling membenci bahkan mereka ingin kebencian itu dapat diteruskan dari waktu ke waktu.

Mengajukan permintaan maaf juga bukan perkara mudah. Sebagian besar orang melihat masalah yang dihadapi dengan sudut pandangnya sendiri. Kalaupun orang merasa bersalah atas berlangsungnya suatu kezaliman, mereka umumnya berpikir bahwa orang lain yang lebih salah. Para koruptor saja lebih senang menyalahkan orang lain dari pada diri sendiri. Padahal kesadaran bahwa “saya yang bersalah”, saya ikut bersalah, atau saya memiliki andil kesalahan yang lebih besar, sangat penting untuk membuat seseorang dapat meminta maaf.

Saya percaya bahwa bila seseorang punya kejujuran dalam dirinya, maka ia akan mudah memperoleh insight atau pencerahan untuk menyadari kesalahannya. Bila orang yang beriman, maka ia akan cenderung berupaya memperoleh memperoleh pengampunan dari Tuhan (Menghapus Dosa dengan Memaafkan dan Meminta Maaf – Fakultas Psikologi Universitas Islam Indonesia (uii.ac.id). Pengampunan dari Tuhan akan diperolehnya hanya bila ia memperoleh pemaafan dari orang lain.

Tipe yang Mudah dan Sulit Memaafkan

Apakah memang ada tipe-tipe orang yang secara psikologis punya kecenderungan sukar memberi dan meminta maaf? Apakah orang yang sukar meminta maaf sukar juga memberi maaf?

Secara umum kepribadian berhubungan dengan pemberian maaf. Saya menemukannya dalam penelitian yang saya lakukan pada sejumlah etnis. Tentu juga saya menemukannya dalam berbagai riset yang dilakukan para ahli sebelumnya. Tipe kepribadian kebaikan hati atau agreeableness adalah tipe yang secara konsisten paling mudah memaafkan. Ciri orang-orang tipe ini adalah hangat, kooperatif, tidak mementingkan diri sendiri, menyenangkan, jujur, dermawan, sopan, dan fleksibel. Dengan sifat-sifat itu mereka mudah memaafkan. Pertimbangan mereka sehingga mereka mudah memaafkan adalah karena mereka bertanggung jawab. Tanggung jawab moral untuk menghadirkan kebaikan kepada orang lain menjadikan mereka mampu memaafkan. Karena tanggung jawab itu, mereka tidak menganggap penting kezaliman yang dilakukan orang lain kepada diri mereka. Yang mereka pentingkan adalah tanggung jawab untuk memberi dampak positif kepada orang lain.  Pemaafan diberikan untuk memudahkan hadirnya dampak positif bagi orang lain.

Tipe yang kedua yang juga mudah memaafkan adalah kepribadian ekstraversi. Ciri-ciri orang tipe ini adalah keterbukaan ekspresi, asertif, dan berjiwa sosial. Mereka juga mudah memaafkan. Ini karena mereka suka bergaul, suka berada di antara banyak orang. Dengan memaafkan, mereka ingin mempertahankan hubungan baiknya dengan orang lain. Mereka ingin agar relasinya dengan relasinya dengan orang lain yang memburuk dapat diperbaiki. Memaafkan menjadikan mereka nyaman menjalin dan menjalani relasi dengan orang lain.

Tipe yang paling sulit memaafkan adalah kepribadian neurotisisme. Ciri penting dalam orang tipe ini adalah mudah merasa marah, sedih, stres, cemas dan depresi. Dengan perasaan itu individu selalu diliputi rasa permusuhan terutama terhadap orang yang pernah menyakiti hatinya.  Orang yang bertipe neurotis adalah orang yang tidak stabil secara emosi. Mereka mudah terpengaruh oleh suasana hati akibat stimulasi tak menyenangkan dari lingkungan. Istilah populernya adalah baper. Mereka mudah baper bila ada hal yang tidak menyenangkan. Sebagian dari mereka mempunyai ciri sumbu pendek. Kalau merasa tersakiti, mereka menunjukkan emosi yang negative seperti marah, benci, sakit hati.  Sebaliknya, orang yang secara emosional stabil cenderung tidak terpengaruh suasana hati atau terlalu sensitif sehingga mereka mudah untuk memaafkan.

Artikel Terkait