Hindari Beri Makanan Kemasan Untuk Anak, Baca Label Kandungan Gizinya.

Oleh rambak.co
26 Juli 2024, 17:31 WIB

Makanan kemasan memang menawarkan kepraktisan dan rasa yang lezat. Namun, sebaiknya hindari memberi makanan kemasan pada anak. Sebab, makanan jenis ini umumnya rendah gizi, minim serat, tinggi gula, mengandung banyak zat kimia, dan rentan menyebabkan ketagihan.

Seperti namanya, makanan kemasan adalah makanan yang dikemas rapi dan memiliki masa kedaluwarsa. Ini termasuk makanan olahan seperti makanan siap saji, makanan kemasan, daging olahan, dan makanan ringan. Lantas, apa yang membuat makanan ini sebaiknya dihindari untuk diberikan pada anak? Berikut kami sampaikan pembahasannya;

  1. Bahaya Makanan Kemasan bagi Kesehatan Anak

Sebenarnya, tidak semua makanan kemasan buruk bagi kesehatan. Hanya saja, beberapa di antaranya diproses sedemikian rupa, diberi tambahan penyedap, pewarna, dan pengawet, yang jelas tidak lebih baik dari makanan segar atau yang dimasak sendiri di rumah.

Makanan kemasan ultra proses biasanya juga tinggi gula dan lemak trans. Jika dikonsumsi berlebihan atau jangka panjang, ada banyak risiko masalah kesehatan yang mengintai, termasuk obesitas.

Lebih jelasnya, berikut ini alasan mengapa makanan kemasan sebaiknya tidak diberikan pada anak:

Mengandung Gula Tambahan

Makanan kemasan biasanya diberi tambahan gula. Padahal, gula tambahan tidak mengandung nutrisi penting, dan hanya menambah jumlah kalori dari makanan.

Konsumsi gula tambahan berlebihan dapat membuat anak ketagihan dan akhirnya makan berlebihan. Akibatnya, risiko masalah kesehatan seperti obesitas, sindrom metabolik, diabetes tipe 2, dan peradangan pada tubuh dapat meningkat.

  1. Rendah Nutrisi

Jika dibandingkan makanan utuh atau segar, makanan kemasan umumnya rendah nutrisi. Beberapa produk mungkin diberi tambahan vitamin dan mineral sintetis untuk menggantikan nutrisi yang hilang saat pemrosesan.

Namun, tetap lebih baik makanan utuh atau segar, karena ada beberapa nutrisi atau senyawa sehat yang tidak dimiliki makanan kemasan. Misalnya buah, sayur, dan biji-bijian, yang mengandung senyawa antioksidan, antiinflamasi, dan anti karsinogenik.

  1. Rendah Serat

Serat sangatlah penting bagi kesehatan tubuh. Selain untuk pencernaan, serat juga dapat memperlambat penyerapan karbohidrat dan membantu kenyang lebih lama dengan kalori yang lebih sedikit. Sayangnya, sebagian besar makanan kemasan rendah serat. Hal ini karena serat alami dalam bahan makanan utuh telah hilang saat pemrosesan.

  1. Mengandung Lemak Trans

Banyak produk makanan kemasan yang mengandung lemak trans. Padahal, lemak trans sangat berbahaya, karena bisa meningkatkan peradangan dalam tubuh.

Tak hanya itu, lemak trans juga dapat meningkatkan kadar kolesterol jahat, dan menurunkan kadar kolesterol baik. Hal ini membuat risiko penyakit jantung, stroke, dan diabetes tipe 2 meningkat.

Menurut studi pada 2019 di jurnal Diabetes & Metabolic Syndrome: Clinical Research & Reviews, peningkatan 2 persen dalam asupan energi dari lemak trans dikaitkan dengan peningkatan risiko penyakit kardiovaskular sebanyak 23 persen.

  1. Banyak Mengandung Zat Kimia

Pernahkah menyempatkan diri untuk membaca komposisi di bagian belakang kemasan makanan? Kamu tentu sering melihat nama-nama bahan atau zat yang asing, bukan?

Beberapa bahan yang namanya tidak familiar itu adalah bahan kimia buatan yang telah ditambahkan produsen, agar makanan terasa lebih enak. Terutama makanan olahan, beberapa zat kimia yang sering ditambahkan adalah pengawet (agar makanan tidak cepat basi), pewarna buatan, dan penyedap.

Anak-anak yang masih dalam tahap pertumbuhan lebih membutuhkan asupan makanan bergizi seimbang yang minim proses. Dengan minimnya pemrosesan,  zat gizi yang masuk ke tubuh anak akan semakin banyak.

Jadi, alih-alih membiarkan anak kenyang makan camilan dan makanan kemasan, bentuklah pola makan sehat sedini mungkin dengan memberinya makanan utuh dan segar.

Selain itu, sangat diperlukan untuk selalu memperhatikan kemasan makanan dan membaca label makanan kemasan; untuk memperoleh manfaat yang optimal bagi kesehatan dan menghindari serta mengurangi resiko bahaya yang mungkin terjadi; misalnya karena punya penyakit tertentu.  Perilaku membaca label makanan merupakan salah satu dari 10 (sepuluh) pedoman Gizi Seimbang.

Pencegahan dan mengurangi resiko terhadap penyakit degeneratif dapat dilakukan dengan memperhatikan asupan makanan. Informasi gizi pada label pangan akan membantu seseorang dalam memilih makanan yang lebih sehat; tentunya setelah memilki pengetahuan tentang resiko suatu bahan makanan terhadap kesehatan.

Perilaku memperhatikan dan berhati hati terhadap informasi gizi dapat mempengaruhi perilaku seseorang dalam membaca label pangan dan pemilihan pangan kemasan. Membaca dan emperhatikan informasi gizi yang baik dengan pertimbangan asupan gizi dipercaya dapat meningkatkan konsumsi makanan sehat.

Kondisi Kemasan Makanan :

  1. Pihak BPOM merekomendasikan untuk memeriksa kemasan makanan; dan ciri kondisi Pangan Kemasan yang baik
  2. Kemasan dalam kondisi baik tidak rusak, penyok atau menggembung.
  3. Pangan tidak kedaluwarsa atau rusak.
  4. Sudah memiliki nomor izin edar:
  • MD (Pangan yang diproduksi dalam negeri)
  • ML (pangan yang diimpor dari luar negeri)
  • PIRT (pangan yang diproduksi oleh rumah tangga)

Membaca Label Makanan :

Label pada kemasan makan memilki informasi keterangan tentang isi, jenis, komposisi zat gizi, tanggal kadaluarsa dan keterangan penting lain yang dicantumkan pada kemasan. Semua keterangan yang rinci pada label kemasan makan akan sangat membantu untuk mengetahui bahan-bahan yang terkandung dalam makanan tersebut. Selain itu dapat memperkirakan resiko bahaya yang mungkin terjadi pada konsumen yang berisiko tinggi karena punya penyakit tertentu.

Sebaiknya mencermati label kemasan untuk makanan yang mengandung Gula, Garam, Lemak (GGL) dengan prosentase yang tinggi; karena dapat meningkatkan resiko terhadap gangguan kesehatan.

Rekomendasi dari kementerian Kesehatan dalam hal membaca label kemasan makan;

  1. Pesan Kesehatan : (Konsumsi Gula kurang dari 54 gram, Garam (Natrium) kurang dari 2000 miligram, atau Lemak kurang dari 72 gram untuk per orang per hari sehingga dapat mencegah risiko Hipertensi, Stroke, Diabetes dan Serangan Jantung).
  2. Tanggal kadaluarsa: Makanan/minuman baik digunakan sebelum tanggal yang tercantumkan.
  3. Nama produk: Menyatakan jenis produk.
  4. Komposisi: Bahan yang digunakan.
  5. Informasi nilai gizi: (Menggambarkan nilai gizi yang terkandung dalam satu kemasan makanan atau minuman, termasuk kadar Gula, Garam dan Lemak).
  6. Keterangan Halal: Terdapat logo halal resmi yang dikeluarkan oleh MUI .
  7. Izin Edar: Dikeluarkan oleh BPOM.
  8. Berat/isi: menggambarkan berat bersih produk.

Peraturan Menteri Kesehatan nomor 30 tahun 2013 tentang Pencantuman Informasi Kandungan Gula, Garam dan Lemak serta Pesan Kesehatan untuk Pangan Olahan dan Pangan Siap Saji menyebutkan bahwa konsumsi gula lebih dari 50 g (4 sendok makan), natrium lebih dari 2000 mg (1 sendok teh) dan lemak/ minyak total lebih dari 67 g (5 sendok makan) per orang per hari akan meningkatkan risiko hipertensi, stroke, diabetes, dan serangan jantung. Informasi kandungan gula, garam dan lemak serta pesan kesehatan yang tercantum pada label pangan dan makanan siap saji harus diketahui dan mudah dibaca dengan jelas oleh konsumen

Artikel Terkait