Di tengah pemerintah yang gagal dalam merealisasikan kinerja yang bahkan ngawur dalam mengambil kebijakan seringkali menghadirkan gelombang protes yang besar di kalangan mahasiswa. Tak luput dalam catatan sejarah mahasiswa terus saja andil dalam pelbagai ruang protes yang ada. Protes yang dilakukan mahasiswa murni tergerak dari hati nurani karena menginginkan adanya suatu keadilan. Dalam pelbagai pergolakan, mahasiswa selalu berperan aktif terlibat mengontrol dan mengkritik para pemangku kebijakan. Di pelbagai literatur mahasiswa dinilai sebagai katalis bagi setiap momentum perubahan di Indonesia. Meskipun demikian hari ini etos gerakan mahasiswa seakan hilang bak musnah ditelan zaman.
Patut menjadi bahan refleksi kiranya ketika kita membicarakan mahasiswa diera sekarang. Geliat diskusi dan perdebatan idealitas yang menjadi representasi intelektual mahasiswa perhari ini hampir jarang kita temui di pojok-pojok kampus. Harusnya mahasiswa berdinamika dengan pemikiran-pemikiran baru, harusnya mahasiswa berfikir soal kebobrokan pemerintah, harusnya mahasiswa menjadi roda juang masyarakat, kata mereka yang mengharapkan mahasiswa seperti Naar De reformasi. Tapi ini sudah di masa yang lain di mana euforia gerakan mahasiswa memiliki perbedaanya sendiri. Perlu adanya kajian yang kritis dalam mengungkap fenomena gerakan mahasiswa saat ini.
Dalam konteks mahasiswa dan negara mengutip pernyataan Philip G Altbach, mahasiswa adalah “cabang keempat” dari pemerintahan. Kampus menduduki posisi ideal dalam keberjalanan politik yang ada. Kendati demikian, analisis terhadap gerakan mahasiswa ini difokuskan terhadap gerakan mahasiswa diluar kampus yang pada umumnya bergerak terjun kelapangan yang mengawal kebijakan sosial dan politik suatu negara. Mahasiswa di samping mengemban tanggung jawab akademik, juga mengemban fungsi lain yaitu sebagai unsur dari bagian kehidupan masyarakat yang dinamis dan kompleks sehingga mahasiswa juga merupakan golongan masyarakat yang memiliki hak dan kewajiban yang sama seperti golongan masyarakat lainnya.
Philip G Altbach dalam teorinya juga banyak menyoroti bahwasanya mahasiswa memiliki peranan penting dalam mengawal keberlangsungan sebuah negara. Peranan tersebut tidak bisa diabaikan begitu saja mengingat mahasiswa menjadi elemen penting ditengah-tengah masyarakat. Pentingnya peranan mahasiswa tersebut mengacu pada posisi mahasiswa yang strategis dan potensi mahasiswa yang besar dalam menganalisa dan ikut menyuarakan aspirasi dalam pemerintah menentukan kebijakan serta memperjuangakan kepentingan masyarakat. Peranan mahasiswa disini bisa termasuk dalam kelompok penekan artinya bisa dijadikan sebagai sosial kontrol dalam berjalanannya pemerintahan suatu negara.
Salah satu tokoh dari Universitas Harvard V.O. Key dalam bukunya “Politics, Parties, and Pressure Groups” menjelaskan kelompok penekan hadir sebagai konsekuensi atas adanya demokrasi dalam suatu negara. Key menekankan pada demokrasi yang menerapkan penyebaran kekuasaan akan melahirkan kebebasan berpolitik pada masyarakat. Dari teorinya Key kita dapat mengambil beberapa ciri dari kelompok penekan tersebut pertama kelompok penekan melakukan aktivitas politik diluar politik formal. Kedua dalam menyuarakan kepentinganya kelompok penekan ini melakukan tekanan-tekanan pada sistem politik formal untuk mempengaruhi suatu kebijakan publik. Terakhir kelompok penekan ini tidak menominasikan kandidat untuk memasuki suatu jabatan publik di dalam sistem politik formal, hal ini yang membedakan kinerja kelompok penekan dengan sistem partai politik. Dengan kata lain peran mahasiswa sangat vital dan berpengaruh menjadi kelompok penekan dalam kontrol sosial disuatu negara.
Aktualisasi peran-peran tersebut seyogyanya menjadi motor mahasiswa dalam memajukan sistem demokrasi. Tapi itu semua akan menjadi lebel sematan belaka ketika mahasiswa itu tidak sadar dan tidak mencoba merekonsiliasi kembali peranannya di dalam dirinya. Perlu adanya pemantik dan wadah dalam mengangkat marwah gerakan tersebut. Bagian penting yang perlu ditegaskan adalah mahasiswa tidak hanya sebagai pelajar yang mengejar gelar sarjananya di dalam perguruan tinggi akan tetapi mahasiswa menjadi bagian penting dalam mendorong pembangunan dalam satu bangsa. Representasi dan marwah perguruan tinggi termaktub dalam insan setiap mahasiswanya. Dengan kata lain mahasiswa menjadi ujung tombak atas pengetahuan-pengetahuan yang telah dipelajari di perguruan tinggi yang selanjutnya direalisasikan di dalam kehidupan bermasyarakat.
Mengungkap fenomena gerakan mahasiswa saat ini patut menjadi pecutan bagi setiap insan mahasiswa kembali merefleksikan peran peran mulia yang telah lama tersandang tersebut. Perubahan nyata dalam mengembalikan keadaan saat ini jelas harus ditanamkan pada diri mahasiswa. Kemerdekaan berfikir dan bertindak menjadi senjata yang ampuh bagi mahasiswa dalam menentukan perubahan atas banyaknya masalah yang terjadi. Kepekaan dan kesadaran dalam menjalankan peran mahasiswa juga perlu ditopang dengan pengetahuan dan keterlibatan aktif para mahasiswa dalam menganalisis dan merumuskan solusi atas permasalahan yang ada. Ketika mahasiswa mampu menanamkan dan tanggap dengan perananya maka gerakan mahasiswa bisa dikatakan kembali ada dan menjadi bagian penting dalam pembangunan demokrasi suatu bangsa.

