­Habib Husein Mutahar: Dari Pramuka, Lagu, sampai Bendera Pusaka

Karena Pramuka itu bukan cuma tali-temali, kemah, atau yel-yel—tapi warisan nilai dari orang-orang hebat yang nggak pernah lelah mencintai negeri ini.

Oleh rambak.co
14 Agustus 2025, 13:44 WIB

­­RAMBAK.CO – Kalau ngomongin Hari Pramuka, kebanyakan orang mungkin langsung ingat barisan rapi anak-anak berseragam cokelat, topi miring, plus yel-yel semangat 45. Tapi di balik semua itu, ada satu nama yang jasanya jarang disebut di warung kopi atau grup WhatsApp keluarga: Al Habib Muhammad Husein Mutahar.

Beliau ini bukan sekadar tokoh pramuka biasa. Lahir 5 Agustus 1916 dan wafat 9 Juni 2004, Habib Mutahar adalah sosok yang punya “portofolio” luar biasa. Bukan cuma pendiri Paskibraka—tim pengibar bendera yang bikin kita semua merinding tiap 17 Agustus—tapi juga seorang komponis lagu-lagu nasional dan kepanduan. Kalau kamu pernah nyanyi Hymne Pramuka, ya itu salah satu karyanya.

Bayangkan, di masa awal kemerdekaan, beliau juga menjadi penyelamat Bendera Pusaka saat Agresi Militer Belanda II. Itu bukan sekadar aksi nekat, tapi bukti kalau cinta tanah air kadang memang butuh nyali lebih besar dari rasa takut.

Perannya di dunia kepanduan juga nggak main-main. Beliau ikut mempersatukan berbagai organisasi kepanduan menjadi Gerakan Pramuka seperti yang kita kenal sekarang. Jadi, setiap kali lihat kakak-kakak pembina pakai setangan leher segitiga itu, ada sedikit “jejak tangan” beliau di sana.

Habib Mutahar ini unik—paduan antara nasionalis sejati, seniman musik, dan organisator ulung. Sosok yang mungkin kalau zaman sekarang, fotonya bakal nongol di semua feed media sosial tiap Hari Pramuka, lengkap dengan caption motivasi.

Hari ini, selain pakai seragam pramuka atau posting foto jaman sekolah dulu, ada baiknya kita kirim doa. Al-Fatihah untuk beliau, dan semua pahlawan yang sudah lebih dulu memastikan Merah Putih tetap berkibar di angin Indonesia.

Artikel Terkait