Bupati Pati: Sudewo Dari Kursi Empuk ke Kursi Panas, dan Kini Mungkin Kursi Kosong

Kalau politik itu drama, Bupati Pati Sudewo sedang ada di episode klimaks. Semua pemeran pendukung—bahkan produser utamanya, Gerindra—tiba-tiba kompak pindah kubu. Dari PDIP, PPP, PKB, PKS, Demokrat, sampai Golkar, semuanya kini mendukung spin-off terbaru DPRD: Hak Angket — Sebuah Usaha Mencopot Sang Bupati.

Oleh rambak.co
14 Agustus 2025, 08:11 WIB

Rambak.co, PATI — Kalau politik itu drama, Bupati Pati Sudewo sedang ada di episode klimaks. Semua pemeran pendukung—bahkan produser utamanya, Gerindra—tiba-tiba kompak pindah kubu. Dari PDIP, PPP, PKB, PKS, Demokrat, sampai Golkar, semuanya kini mendukung spin-off terbaru DPRD: Hak Angket — Sebuah Usaha Mencopot Sang Bupati.

Padahal dulu, Sudewo naik ke kursi bupati layaknya film laga dengan ending bahagia: partai pengusung setia, dukungan politik tebal, dan kursi empuk. Tapi rupanya, season 2 menghadirkan plot twist: Gerindra ikut tepuk tangan saat layar menampilkan teks “Panitia Khusus Pemakzulan akan segera dimulai.”

Pemicunya? Kenaikan PBB-P2 yang bikin rakyat kaget sampai ingin ngetes tensi. Naik hingga 250 persen, pajak ini sukses mempersatukan warga, tukang ojek, emak-emak, mahasiswa, sampai pedagang cilok dalam satu demo besar-besaran. Kericuhan di depan kantor bupati dan DPRD jadi tontonan gratis—walau sayangnya, popcorn tidak disediakan.

Sudewo sendiri tetap cool. Ia bilang menghormati hak angket, tapi menegaskan, “Saya dipilih secara konstitusional.” Ya, seperti orang yang bilang tidak akan meninggalkan rumahnya meski kontraknya sudah mau habis dan listriknya mulai diputus.

Kini, tinggal menunggu episode pamungkas: apakah Sudewo akan turun dengan gaya slow motion penuh hormat, atau harus keluar dengan soundtrack “Pak, waktunya angkat kaki…”

Artikel Terkait