Setelah berhasil menyuguhkan pementasan sebelumnya yang mengangkat teks-teks dari Peter Carey dalam pertunjukan “Wasiat Dipinegoro” kini Mas Don Art Center kembali hadirkan pementasan sastra panggung dengan judul “Sang Penggali Timah”.
Judul tersebut diadaptasi dari naskah drama gubahan Kirdjomuljo yaitu “Sang Penggali Intan dan Sang Penggali Kapur”. Dari keteranganya saat pers release Minggu (2/9) di Ndalem Kemlayan, Serengan, adaptasi dua naskah tersebut yang ditulis pada tahun 1950-an seakan menjadi nubuat. Di mana hal tersebut merespon begitu maraknya pertambangan-pertambangan.
“Banyaknya pertambangan yang dilakukan hari ini seakan kita mengingat kembali kata Bung Karno soal kata ‘Menggali’. Lewat naskah Kirdjomuljo itu kita diingatkan bahwasanya memaknai kata ‘Menggali’ dalam arti fisik itu berbahaya. Bung Karno memaknai kata ‘Menggali’ bukan dalam arti fisik melainkan kerja perenungan untuk menemukan kebijaksanaan” kata Mas Don saat pers release.
Dari penjelasanya, ide ini muncul ketika ditemui oleh seorang mahasiswa yang sedang mengenyam pendidikan di ISI Surakarta menceritakan keadaan di tempat tinggalnya pulau Bangka. Pulau Bangka terkenal dengan penghasil timah besar yang ada di Indonesia. Kendati demikian di balik itu semua terdapat keresahan yang hendak diungkap. Dari percakapan tersebut kemudian menghala menjadi gagasan yang patut diangkat di panggung sastra.
“Ide ini muncul perjalanannya panjang ketika ada anak muda yang kuliah di ISI Surakarta menemui saya dan berbincang mengenai realitas di Bangka. Begitu banyak runtutan percakapan yang menggambarkan realitas di Bangka bahwasanya Bangka kaya sekali akan timah dan terus digali. Sehingga penguasa dan masyarakat hanya tau makna menggali adalah menambang timah itu sendiri dan menggali dalam arti fisik”. Tambah Mas Don.
Pementasan tersebut akan digelar mulai tanggal 21-23 Februari 2025 di Mas Don Art Center Jl. Empu Gandring, Kemlayan, Serengan, Surakarta mulai pukul 19.30-Selesai. Pementasan disutradarai dan diadaptasi oleh Hanindawan serta Sardono W. Kusuma, dengan instalasi artistik oleh R.Poetra dan Vicky asli orang Bangka Belitung. Pementasan ini juga di bintangi oleh seniman-seniman solo seperti Darsono Djarot, Galuh Sari serta komposer senior yaitu Otto Sidharta. Kabarnya Mas Don Art Center juga menghadirkan langsung putra Kirdjomuljo di lokasi.

Dengan memberikan layout panggung layaknya kondisi di Bangka. Tim pementasan totalitas dalam mempersiapkan tata letak seperti kondisi pertambangan timah di asalnya dengan menggali secara nyata kawasan panggung pertunjukan. Hal tersebut dilakukan guna memberikan kesan artistik yang nyata sehingga seni difungsikan dalam merespon kejadian alam lewat tulisan hingga pementasanya.
Pementasan tidak mengndalkan spronsor melainkan mendorong kemandirian produksi dengan mengandalkan tiket pertunjukan. Tiket dibandrol dengan beberapa perbedaan presale 35k dan On The Spot 60k. Tidak hanya itu fasilitas bundling Kopi salari juga tersedia bertambah 10k setiap kategorinya. Resevasi tiket bisa langsung mengunjungi link reservasinya Bit.ly/SangPenggaliTimah.