Rambak.co-Surakarta. Berawal dari keresahan yang mempersoalkan khasus kekerasan yang banyak menimpa para Perempuan Pekerja Migran Indonesia (PPMI), Anzar Mustikowati selaku sutradara teater terdorong menuangkan hal tersebut melalui pertunjukan teater ngagorowok dalam tesis magisternya di Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta.
Acara berlangsung pada Kamis, (27/2) bertempat di Galeri Besar Taman Budaya Jawa Tengah itu bertajuk sidang tesis terbuka yang dihadiri langsung oleh Dewan Penguji diantaranya Dr. Zulkarnain M. M.Hum, Dr. Eko Wahyu P., M.Sn dan dosen pembimbing Dr. Bagong Pujiono, M.Sn serta para peserta yang hadir melihat.
Pertunjukan dibuka oleh dalang pemimpin yang membahas aspek penting ketenagakerjaan di Indonesia. Menyoroti khasus PPMI yang tidak sedikit masih saja mendapatkan kekerasan di luar sana. Hal tersebut kemudian mempertanyakan keseriusan Kementerian Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (KP2MI) dalam kinerjanya.

Dalam penjelasanya Anzar Mustikowati saat membeberkan maksud dan tujuan kenapa mengangkat PPMI sebagai ruang kajian tidak lain lantaran terdapat sejarah historis yang menimpa keluarganya. Keluarganya yang sempat menjadi PPMI di Arab Saudi menjadi dasar dalam menghimpun data sehingga diangkatnya kasus kekerasan yang menimpa para PPMI.
Baca: Juga: Jericho, Musisi Muda Berbakat Surakarta Siap Meramaikan Industri Musik Indonesia
“Jadi bude saya itu menjadi Tenaga Kerja Wanita (TKW) di Jeddah dan mendapat kekerasan. Bude juga mendapatkan kekerasan secara fisik, kekerasan psikis dan ketika memutuskan untuk menjadi TKW di Jeddah juga tidak langsung mendapatkan pekerjaan dan sempat tertahan dan sampai akhirnya tersalurkan kepada majikan disana”, ujarnya kepada para peserta.
Tidak hanya itu kesaksian kekerasan PPMI juga di dapat langsung dari penata lighting di lokasi. Ibunya yang menjadi PPMI di Hong Kong telah mendapatkan kekerasan seksual yang mengarah ke pelecehan verbal. Sehingga beberapa temuan tersebut kemudian menambah tragisnya kejadian terkait kekerasan yang tidak sedikit menimpa para PPMI.
Anzar berpendapat kasus kekerasan seksual yang menimpa para PPMI sendiri harus disuarakan. Melalui pertunjukan ngagorowok yang mengangkat makna filosofis dari tradisi gaok yakni seni mamaos (membaca teks) dan menyampaikan wawacan ka nu acan (memberi tahu kepada orang yang belum tahu) dalam bentuk pupuh.
Baca Juga: Penasihat Hukum Mbah Prenjak; Tanggapan Jaksa Perlu Dikritis Usai Tanggapi Esepsi
Filosofi Ngagorowok
Sehingga dalam bahasa sunda ngagorowok sendiri berarti berteriak, berlatar belakang kesenian tradisi yang ada di Majalengka, Jawa Barat. Kesenian gaok dimaksudkan untuk menyampaikan pesan, menyampaikan amanat dan petuah-petuah yang kemudian digaugkan secara melengking.
Berangkat dari nilai filosofis tersebut Anzar Mustikowati ingin sekali menyuarakan khasus kekerasan yang menimpa PPMI untuk diangkat lebih mendalam dan bermakna melalui gelaran teater. Sebelumnya keresahan Anzar menyoal PPMI tersebut telah diluapkanya melalui puisi yang berjudul sajakti perempuan di tanah migran.

Disisi lain penonton yang hadir juga antusias dan terlelap dalam fokus mengamati setiap adegan yang ditampilkan. Salah seorang penonton memberikan tanggapanya terkait pagelaran terater tersebut. Ia tidak bisa menutupi emosinya saat melihat para aktor memainkan peranya sekaligus marah terkait isi pesan yang disampaikan pertunjukan tersebut.
“saya kira ini luar biasa dari pertujukanya, pemainya, persiapanya sangat luar biasa. Saya sangat kagum dengan pentasnya dan juga geram melihat khasus kekerasan yang menimpa para PPMI”, Rian mengaku saat diwawancarai.
Acara di akhiri dengan para penonton yang hadir memberikan pesan dan kesanya melalui sticky note yang diberikan diawal acara sebelum pementasan berlangsung. Diharapkan para penonton juga terlibat dalam memberi masukan dan saran atas acara tersebut.