Serangan Zine Kakofoni x Tak Ber”I”Zine

Oleh rambak.co
9 Agustus 2024, 18:47 WIB

Rambak.co-Karangnyar. SERANGAN ZINE KAKOFONI X TAK BER”I”ZINE adalah agenda yang dimaksudkan untuk kembali merayakan zine yang memang sempat populer pada masanya, tentu pada era media cetak sedang hype-hypenya. SERANGAN ZINE dimulai dari Kakofoni, yaitu sebuah ruang diskusi yang berkedok warung kopi, bertempat di Tulung Agung, Jawa Timur. Setelah menyerang diteriorinya sendiri, kemudian serangan zine bergerak menyerang beberapa titik kabupaten di Jawa Timur dimulai di bulan Juli sebagai titik perayaan hari zine internasional.

Pada (03-04 Agustus 2024) serangan tersebut sampailah di Karanganyar. Tepatnya bertempat di Warung Pejalan, Sroyo, Jaten, Karanganyar, SERANGAN ZINE KAKOFONI berkolaborasi dengan TAK BER”I”ZINE dari kolektif ZineA serta bersama dengan komunitas lain, seperti Leluasa, LiniMasa Kolektif, Komune Liberata, Ngglituk Podcast, Tilik Sarira, Monolog Pejalan, Rakit Roket, Fivesinst, Bilik Terai, Prosazine, yang merupakan sebaran komunitas di Solo Raya, dan Kakofoni Tulung Agung. Dalam agenda tersebut, di Warung Pejalan dilaksanakan pameran zine yang dibuka mulai pukul 13.00 WIB hingga 23.00 WIB yang berlangsung selama dua hari, serta terdapat lapak buku dari penerbit selaklali dan pustaka pena.

Zine Kliping Warung Pejalan
Potret diskusi di sela-sela kegiatan Zine

Dalam pameran tersebut terhitung terdapat 109 judul zine yang dapat dilihat dan dibaca oleh pengunjung pameran. Di sela-sela pameran agenda siang hari diisi dengan sharing zine maker dan berbagai macam workshop, sedangkan malam harinya adalah agenda obrolan malam, yaitu agenda diskusi yang disertai dengan hiburan dengan rincian; 3 Agustus 2024 pukul 19.00 WIB adalah sesi obrolan yang bertajuk Mencatat Kaki : Dimana kaki berpijak, disitu ada apa? dipantik oleh Booklet karya Leluasa Project yang mengangkat sejarah Sukoharjo dengan judul “Sejarah Sukoharjo dalam Kepingan : Kiyai Saidiman”. Sebuah booklet yang diproses oleh teman-teman Sukoharjo secara kolektif menuliskan sejarah tentang sebuah makam di tengah Waduk Mulur. Obrolan tersebut diarahkan dan dialirkan menuju obrolan yang lebih melebar pada aktivitas komunitas daerah kabupaten yang juga memiliki aktivitasnya sendiri tanpa harus mengikuti wacana budaya populer kota besar. Keterkaitan antara aktivitas dan pengarsipan kegiatan budaya pop pemuda di kabupaten yang jarang tersorot. Dalam sesi tersebut dimeriahkan pula oleh penampilan musik celtic dari Hantu Laut, sebuah grup musik belarian celtic yang beranggotakan muda-mudi Karanganyar.

Zine Warung Perjalan Kliping
Para para pengunjung yang antusias

Pada hari kedua, 4 Agustus 2024 obrolan malam yang dipantik oleh sebuah film dokumenter “ZINE; Copy, Distribute, and Resist”. Sebuah film dokumenter tentang movement zine, khususnya di Bandung garapan sutradara Nisaa NJ dan diramaikan oleh aksi pembacaan puisi oleh Fluktuasi Fungky Tema diskusi bertemakan “Tong Kosong Di Isi Dong!”. Tema tersebut menjurus pada bagaimana cara kerja zine pada masa kini terkait masifnya penggunaan media digital yang dinilai lebih efektif dan efisien sekaligus menelusuri asal muasal dan akar budaya membuat zine di kalangan seniman, terkhusus seni musik (band-band underground). Terselip agenda perilisan ZineA edisi pertama dengan judul “Menuang”. Obrolan yang mengarah pada bagaimana esensi zine dan sebagai apa zine dibuat oleh pembuatnya sebab esensi kebebasan dalam zine terkadang bisa sangat bersifat personal. Iiw sebagai inisiator SERANGAN ZINE menekankan bahwa agenda ini adalah kembali melihat cara kerja zine pada setiap daerah terkhusus kabupaten dan bagaimana cara kerjanya kemudian menjadi arsip dan penanda zaman. “Harapannya, acara semacam ini tidak hanya sekedar menjadi ceremony belaka. Namun dapat dilanjutkan entah dengan cara maupun kemasan seperti apapun”.

Oleh: Oki

Artikel Terkait