Manusia: Antara Kredibilitas dan Kapabilitas dalam Bermasyarakat

Oleh Bayu Aji Setiawan
28 Januari 2025, 14:01 WIB

Hidup di kampung selalu menawarkan keindahan dalam bersosial. Setiap pagi aktivitas masyarakat hampir selalu bisa ditebak. Kesibukan orang kampung pagi hari ngopi dulu di warung pecel sambil hisap satu batang rokok tak lupa sruput kopi cangkir. Semacam seperti sajen hahahaa. Kalaupun itu engga dilakukan yasudah berarti sudah kenyang di rumah makan masakan orang rumah. Berbincang banyak hal.

Contoh percakapan kecil.

“Pak de, pantun e pripun akeh tikus pora” pertanyaan pembuka diskusi yang menanyakan kondisi tanaman padi di sawah apakah diserang hama tikus atau tidak. Terkadang niat awal hanya membeli sarapan dan habiskan satu batang rokok malah berlanjut terus. Begitulah nikmatnya bermasyarakat dan bersosial.

Eits, jangan remehkan orang kampung. Di kampung yang namanya isu sosial cepet sekali menyebar. Kalau kita terbiasa liat di konten sosmed berseliweran tanpa tahu masalahnya, kemudian hanya bisa menghujat. Beda cerita pak, kalau di kampung. Satu isu, tak butuh waktu lama semuanya akan tahu hahaha. Yang penting jangan baperan. Biasa kok seperti itu, yang penting jangan buat isu yang heboh karna kelakuan negatif.

Sebab itulah selalu menjadi tantangan bagi para kawula muda penerus masyarakat kampung untuk belajar mengenai kredibilitas dan kapabilitas. Simple nya gini saja bolo.

Kredibilitas itu soal kepercayaan, kalau kapabilitas itu kemampuan. Saling terkait? Hoo pak. Jangan salah satu ditinggal ya, penting banget soal e. Begini saja, coba ayo kita renungkan. Seperti kata Ebiet G ade dalam lagunya “Tengoklah ke dalam sebelum bicara, singkirkan debu yang masih melekat. Hohohooo” stop, putar nanti saja.

Okay lanjut, Jadi kenapa saling terkait? Contoh paling mudah dikampung sebut saja lurah atau kepala desa.

Lurah harus memiliki kredibilitas dan kapabilitas. Seperti apa? Kredibilitas artinya tanggung jawab, bisa dipercaya. Kapabilitas artinya punya kemampuan mengarahkan secara efektif, mampu mengorganisir dengan baik hingga mampu memberikan solusi dengan bijak sesuai dengan regulasi. Masyarakat tentu akan mempercayai orang yang jujur, amanah, punya kemampuan.

Semisal patah salah satu gimana? Lihat dulu, kredibilitasnya apa kapabilitasnya. Kalau kredibilitas itu lebih sulit tapi bisa dibangun ulang namun butuh waktu yang lebih lama, sebab kredibilitas seperti halnya membangun kepercayaan ulang kepada masyarakat, meyakinkan dengan bukti dan sikap yang konsisten. Jika kapabilitasnya yang kurang maka itu bisa lebih cepat, dengan cara dilatih secara konsisten.

Memang harus seimbang. Masyarakat akan cepat mudah mengadili secara sosial jika pemimpinnya lemah dari sisi kapabilitas dan tidak berintegritas atau tidak berkomitmen pada ucapan dan tindakannya.

Susah memang. Tapi begitulah, hidup di kampung atau di kota pun hukum sosial selalu sama. Bagi siapa saja yang tidak berpegang pada nilai nilai kehidupan masyarakat yang luhur, akan selalu mendapatkan hukuman. Mungkin bisa saja secara hukum dibenarkan, tapi etika dan norma harus dipelihara. Kita hidup harus selalu perhatikan rambu rambu etika.Jangan sampai nalar kita dibutakan oleh kesenangan yang merugikan orang lain. Sebab Reputasi diri itu penting.

Artikel Terkait